Kondisi di luar rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Jumat (10/11/2023). Foto: Khader Al Zanoun/AFP

PBB mengecam aksi Israel yang secara terang-terangan menyerang Rumah Sakit di Gaza Utara. Mereka juga meminta, serangan ini dihentikan atas nama hak untuk mendapat kesehatan bagi warga Palestina yang terkepung itu.

Dikutip dari AFP, PBB juga menyebut dan mengulangi kembali bahwa Israel telah melakukan genosida di Gaza–sebuah tudingan yang berulang kali dibantah oleh Israel.

“Selama lebih dari setahun genosida di Gaza, serangan terang-terangan Israel ke Rumah Sakit di Gaza dan kawasan yang diduduki lain membuat Israel seolah punya impunitas,” kata perwakilan PBB, Francesca Albanese dan Tlaleng Mofokeng, dikutip Jumat (3/1).

Keduanya merupakan pelapor independen PBB tentang hak-hak masyarakat Palestina dan tentang kesehatan.

Sementara perwakilan diplomatik Israel membantah komentar keduanya. Mereka menyebut apa yang ditudingkan jauh dari kebenaran.

Para korban dirawat di dalam rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, setelah serangan Israel di sekitar kompleks medis (6/12/2024). Foto: AFP

“Mereka mengabaikan fakta tentang eksploitasi Hamas terkait infrastuktur sipil yang digunakan untuk kepentingan militer,” kata perwakilan Israel, di Geneva.

Israel sendiri terus menyebut bahwa Hamas menggunakan rumah sakit sebagai pusat komando, dan tudingan ini juga dibantah oleh Hamas.

“Militer Israel mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi rakyat sipil. Israel selalu berkomitmen terhadap hukum internasional untuk melindungi infrastruktur sipil, bahkan di bawah kondisi yang penuh tantangan,” kata perwakilan Israel.

Seribu Tenaga Kesehatan Terbunuh di Gaza

Pelapor independen PBB ini juga memberikan laporan tentang extrajudicial executions, di mana Israel secara semena-mena mengeksekusi orang-orang di dekat Rumah Sakit Gaza.

Para pelapor juga memaparkan data yang diberikan Kementerian Kesehatan di bawah Hamas, setidaknya ada 1.057 tenaga kesehatan dan tenaga medis profesional Palestina terbunuh sejak 7 Oktober 2023.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: REUTERS/Denis Balibouse

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia di bawah PBB (WHO) mencatat ada 1.273 serangan ke fasilitas kesehatan di Gaza dan Tepi Barat, sejak dimulainya perang itu.

“Saat ini, baru 5.383 pasien berhasil dievakuasi dengan dukungan WHO sejak Oktober 2023, lalu hanya 436 yang dievakuasi sejak perbatasan Rafah ditutup akhir Mei lalu,” kata Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, lewat cuitannya di media sosial X.

Sementara itu, masih ada sekitar 12.000 pasien yang menanti evakuasi.

“Jika situasi begini terus, butuh 5-10 tahun untuk mengevakuasi semua pasien kritis, termasuk ribuan anak-anak,” tambahnya.

By admin