Ilustrasi perempuan sulit hamil. Foto: Shutterstock

Ladies, tahukah kamu bahwa polusi udara tidak hanya berdampak negatif pada pernapasan? Ya, kualitas udara yang buruk bisa memengaruhi berbagai organ dan sistem dalam tubuh kita, termasuk sistem reproduksi perempuan.

Sejumlah studi mengungkap bahwa polusi udara bisa berdampak buruk pada kesuburan atau fertilitas perempuan. Dikutip dari The Guardian, sekitar 30 persen pasangan mengalami masalah kesuburan yang belum diketahui penyebabnya.

Ini mendorong para peneliti untuk mencari tahu alasan di balik fenomena tersebut. Studi pun dilakukan, melibatkan 18 ribu pasangan di China.

Analisis dari survei tersebut mengungkap, partisipan yang tinggal di area dengan kualitas udara buruk 20 persen berisiko lebih tinggi sulit punya anak. Kesulitan hamil ini didefinisikan sebagai pasangan yang tak berhasil punya anak setelah mencoba selama satu tahun.

Ilustrasi dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan. Foto: Deemerwha studio/Shutterstock

Udara di daerah itu tercemar partikel kecil dalam level tinggi. Partikel polusi tersebut diketahui dapat menyebabkan inflamasi atau peradangan dalam tubuh. Ini akhirnya berpotensi merusak produksi sel telur pada perempuan dan sperma pada laki-laki.

Peneliti di Pusat Kesehatan Reproduksi di Rumah Sakit Universitas Peking, Qin Li, mengatakan bahwa pasangan yang ingin memiliki anak harus lebih berhati-hati dengan polusi udara.

“Banyak penelitian yang mencatat bahwa polusi udara diasosiasikan dengan dampak buruk pada kehamilan. Setidaknya 30 persen dari pasangan tak subur mengalami infertilitas yang tak bisa dijelaskan,” kata pimpinan penelitian tersebut, sebagaimana dilansir The Guardian.

“Penelitian kami mengindikasikan bahwa polusi partikel kecil bisa menjadi faktor risiko ketidaksuburan yang tak bisa diabaikan,” lanjut Qin Li.

Ilustrasi berkonsultasi dengan dokter. Foto: Shutterstock

Selain itu, penelitian oleh Harvard University juga mengungkap adanya hubungan polusi udara dengan ketidaksuburan pada perempuan. Studi tersebut dilakukan oleh Audrey Gaskins, peneliti di Departemen Nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health pada 2018 lalu.

Studi itu meneliti para perempuan yang menjalani program bayi tabung dan tinggal di dekat jalan raya besar. Penelitian tersebut menyimpulkan, peluang para partisipan untuk hamil dan melahirkan anak yang sehat lebih kecil dibandingkan mereka yang tinggal jauh dari area berpolusi tinggi.

Kemudian, dikutip dari Air Quality Index, penelitian lainnya mengungkap bahwa area perkotaan dengan tingkat polusi tinggi dapat memengaruhi kesuburan perempuan secara signifikan. Paparan terhadap partikel udara PM2.5 mengurangi cadangan ovarium dan menurunkan angka kehamilan.

ilustrasi perempuan pakai masker karena polusi udara. Foto: Shutterstock

Dikutip dari situs resmi BMKG, PM2.5 atau Particulate Matter merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). Partikel ini mengandung berbagai senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi tubuh.

Lingkungan yang tidak sehat bisa mengganggu tingkat hormon, siklus menstruasi, dan fungsi reproduksi. Tingginya paparan terhadap PM2.5 bisa berdampak buruk pada tingkat AMH (Anti-Mülleriann Hormones) atau hormon anti-mullerian. Hormon ini berfungsi untuk membentuk organ reproduksi.

By admin