Ilustrasi saraf otak. Foto: Axel_Kock/Shutterstock

Otak merupakan organ tubuh yang sangat kompleks dan merupakan bagian dari sistem saraf pusat manusia. Otak yang berada di dalam kepala tersebut terdiri dari miliaran sel saraf dan mengatur seluruh sistem yang ada pada tubuh manusia, seperti melihat, berjalan, berpikir, berbicara, mengatur detak jantung, hingga mengatur kesadaran. Menjaga kesehatan otak merupakan hal penting agar kesehatan seluruh tubuh ikut menjadi sehat dan selalu dalam kondisi prima.

Salah satu olahraga yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan otak adalah dengan berlari. Selain terbukti bermanfaat untuk kesehatan jantung, otot dan tulang, berlari juga memiliki manfaat yang baik bagi otak. Berikut beberapa manfaat olahraga berlari bagi kesehatan otak:

Meningkatkan fungsi kognitif

Fungsi kognitif adalah kemampuan manusia dalam memahami persepsi dan situasi, memproses, dan mengambil keputusan yang tepat terhadap stimulus atau lingkungan, serta menganalisis dalam memecahkan suatu masalah. Studi yang menyebutkan adanya hubungan antar peningkatan kemampuan fungsi kognitif dengan berlari telah banyak dilakukan. Salah satu teori menyebutkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh peningkatan aliran darah di korteks prefrontal, wilayah yang berperan penting untuk fungsi kognitif, daya ingat dan berpikir.

Memperbaiki regulasi mood dan kesehatan mental

Olahraga berlari dapat memodifikasi beberapa area-area di otak yang berkaitan dengan proses regulasi mood. Selain itu, dengan melakukan olahraga berlari juga dapat menstimulasi diproduksinya neurotransmitter seperti endorfin, serotonin, dopamin yang berperan penting dalam proses regulasi mood, memberikan rasa percaya diri, dan semangat dalam melakukan aktivitas.

Studi lain juga menyebutkan adanya hubungan antara olahraga berlari dengan proses peningkatan endocannabinoid dalam sirkulasi darah. Hal ini akan memberikan sensasi euforia, menurunkan kecemasan, memberikan efek antinyeri, dan meningkatkan nafsu makan.

Meningkatkan aliran darah otak

Semakin bertambahnya usia, perubahan terkait struktur dan fungsi sirkulasi darah otak dapat terganggu, terutama pada orang dewasa yang jarang melakukan olahraga. Sebuah studi menyebutkan dampak dari olahraga berlari terhadap peningkatan aliran darah otak dan oksigenasi. Hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk mencegah proses penuaan dini pada otak, seperti atrofi otak.

Meningkatkan fungsi memori dan kecerdasan

Olahraga berlari disebutkan dapat menstimulasi proses adult neurogenesis atau terbentuknya sel-sel neuron baru pada otak dewasa di area Hipokampus. Hipokampus merupakan bagian dari otak besar dan berperan penting pada proses memori. Sebuah studi juga menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara olahraga berlari dengan meningkatnya kecerdasan dan kemampuan akademik.

Mempertahankan volume substansia grisea dan substansia alba

Substansia grisea dan substansia alba merupakan bagian dari komponen otak. Substansia grisea memiliki banyak badan sel saraf yang terlibat dalam pemrosesan sensasi, persepsi, gerakan, pemrosesan informasi, ucapan, dan kognisi, sedangkan substansia alba, memiliki akson bermielin yang menerima informasi yang diproses oleh substansia grisea.

Proses berkurangnya volume akibat penuaan atau penyakit seperti Alzheimer, dapat menimbulkan manifestasi seperti pikun dan gangguan berpikir. Dengan olahraga berlari, diharapkan dapat mencegah terjadinya proses tersebut.

Menstimulasi neuroplastisitas

Salah satu studi menyebutkan olahraga berlari dapat meningkatkan neuroplastisitas pada otak. Neuroplastisitas merupakan kemampuan sel-sel saraf yang berada pada otak untuk mengubah, memperbaiki, dan mengembangkan jaringan saraf menjadi lebih baik dan maksimal.

Sebagai tambahan, selain dapat meningkatkan kesehatan otak, berlari juga dapat menurunkan angka kematian pada tumor otak dan mencegah stroke!

Bagaimana intensitas dan frekuensi agar tercapai manfaat tersebut?

Dalam menentukan frekuensi dan intensitas, tentunya sangat penting untuk mengenali kondisi tubuh dan berkonsultasi ke dokter dan pelatih untuk mencegah terjadinya runner burnout. Faktor usia, jenis kelamin, berat badan, serta faktor lainnya dapat berpengaruh dalam penentuan intensitas dan frekuensi olahraga berlari. Namun demikian, “start slow go slow” merupakan metode terbaik untuk memulai olahraga berlari. Sebuah studi menyebutkan manfaat berlari selama 20-40 menit dapat memberikan efek perbaikan kecemasan, gangguan mood, dan depresi.

Studi lain menyebutkan lari sejauh 3 kilometer dapat memberikan manfaat penurunan kecemasan dan berlari 5 kilometer dapat memperbaiki mood. Intensitas 70-85% dari detak jantung maksimal berdasarkan usia disebutkan sebagai rentang terbaik untuk mendapatkan manfaat tersebut. Dalam upaya meningkatkan intensitas dan frekuensi, disarankan untuk tidak lebih dari 10% setiap minggunya. Selamat berlari!

By admin