Hingga saat ini, kondisi kulit eksim atau dermatitis atopik belum dipahami secara mendalam oleh masyarakat luas. Padahal, eksim merupakan salah satu penyakit kulit yang umum dialami oleh siapa pun, baik bayi, anak-anak, maupun orang dewasa. Akibatnya, masih banyak mitos soal eksim yang menyebar.
Eksim adalah kondisi kulit yang meradang dan muncul ruam-ruam. Ruam ini berbeda-beda di setiap kulit. Di kulit yang cerah, warnanya cenderung merah terang. Sementara itu, di kulit yang lebih gelap, warna ruamnya lebih keunguan, kecokelatan, atau abu-abu.
Kulit inflamasi ini akan terasa gatal dan sangat kering. Saking keringnya, kulit yang mengalami eksim terlihat seperti bersisik dan bisa mengelupas. Saat mengalami eksim, skin barrier atau lapisan pelindung kulit mengalami kerusakan sehingga mudah teriritasi.
Sayangnya, kondisi kulit ini masih dipandang sebelah mata di masyarakat. Berbagai mitos soal eksim pun masih tersebar luas di masyarakat. Menurut Dokter Spesialis Dermatologi dan Perwakilan Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI), dr. Srie Prihianti G, Sp.DVE, Subsp.DA, PhD, FINSDV, FAADV, mitos-mitos ini justru bisa berbahaya, lho.
Simak penjelasan yang telah kumparanWOMAN rangkum di bawah ini, Ladies.
1. Mitos 1: Eksim adalah ruam biasa
Menurut Srie, satu mitos atau miskonsepsi yang masih banyak diyakini soal eksim adalah menganggap eksim itu sepele. Ketidaktahuan soal dermatitis atopik menyebabkan banyak orang melihat kondisi kulit ini sebagai ruam biasa. Padahal, Srie bilang, eksim adalah bagian dari atopik.
Dilansir Science Direct, atopik (atopy) adalah tendensi genetik tubuh dalam memunculkan reaksi alergi terhadap alergen. Atopik bisa menyerang organ lain dan memicu penyakit alergi lainnya, seperti allergic rhinitis atau allergic asthma.
“Melihat eksim itu seolah-olah menggampangkan. ‘Ah, itu ruam biasa aja.’ Itu enggak bisa, karena si atopiknya akan berjalan terus. Kalau ini nggak diatasi dari awal, dia akan terus berlanjut dan dia akan nanti mengenai organ-organ lain,” kata Srie ketika diwawancarai kumparanWOMAN di acara CeraVe Skin Chat: Atopic Eczema Unfiltered, Jakarta Selatan, pada Jumat (13/9).
Selain itu, eksim juga bisa memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Tidak hanya bisa mengganggu penampilan, eksim juga bisa menimbulkan masalah psikis. Rasa insecure, tertekan, kelelahan, dan frustrasi akibat eksim bisa menyebabkan stres.
2. Mitos 2: Eksim bisa menular
Dilansir Allergy.org, miskonsepsi lainnya soal eksim adalah bahwa eksim bisa menular ke orang lain. Faktanya, penderita eksim tidak bisa menulari kondisi kulitnya ke orang lain.
Eksim merupakan kondisi kulit dipicu oleh sejumlah faktor, mulai dari faktor genetik, gangguan sistem kekebalan tubuh, alergi makanan, skin barrier yang terganggu, stres, kondisi lingkungan, hingga paparan zat kimia. Kamu tidak akan bisa terkena eksim dari orang lain yang juga menderita eksim.
3. Mitos 3: Eksim disebabkan oleh salah makan
Srie mengatakan, salah satu mitos lainnya yang sangat sering ia dengar adalah soal pemicu eksim. Salah makan disebut selalu jadi penyebab munculnya eksim. Padahal, makanan belum tentu menyebabkan seseorang mengalami eksim.
“Semua orang indonesia, penyakit kulit apa pun, semua dikaitkan dengan makanan. Padahal makanan itu belum tentu, belum tentu memicu eksimnya si pasien individu. Pemicu eksim sangat bervariasi, soalnya,” kata Srie.
Jadi, jangan mengambil kesimpulan bahwa salah makan selalu menyebabkan eksim. Untuk mencari tahu penyebab timbulnya atau kekambuhan eksim, segeralah datang ke dokter. Dengan mengetahui pemicunya, kamu bisa mengambil langkah yang tepat untuk merawat kondisi kulit tersebut.
4. Mitos 4: Eksim bisa sembuh
Mitos terakhir soal eksim adalah bahwa kondisi kulit ini bisa sembuh. Dilansir Allergy.org, banyak orang tua yang menganggap ruam-ruam eksim pada bayi mereka akan sembuh seiring berjalannya waktu. Padahal, eksim tidak bisa disembuhkan; hanya saja, bisa dirawat dan dicegah kekambuhannya.
Eksim merupakan kondisi kulit yang akan berlangsung seumur hidup. Untuk bisa hidup berdampingan dengan dermatitis atopik, pejuang eksim harus tahu bagaimana cara terbaik untuk mengelola gejala dan merawat kulitnya.
Salah satu cara terbaik untuk merawat kulit dengan eksim adalah mengaplikasikan krim atau lotion yang mengandung ceramide. Kandungan ini disebut dapat membantu mengembalikan fungsi skin barrier, sehingga bisa melindungi kulit dari kekeringan dan iritasi.
Selain itu, pejuang eksim juga harus bisa mencegah tangannya menggaruk eksim ketika terasa gatal. Menggaruk eksim tidak akan menyelesaikan masalah, justru menimbulkan masalah baru. Ruam yang digaruk bisa meninggalkan luka yang terasa perih dan berpotensi meninggalkan bekas.