Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis rupiah akan menguat meskipun sekarang posisinya sudah tembus di Rp 16.400 per dolar AS. Berdasarkan Bloomberg, sampai pukul 15:53 WIB rupiah melemah 0,40 persen di level Rp 16.430 per dolar AS.
“Apakah BI masih meyakini rupiah menguat? Yes. Fundamental akan menguat, tapi dari gerakan bulan ke bulan faktor-faktor informasi, sentimen, akan membuat volatilitas naik turun naik turun,” kata Perry saat konferensi pers hasil RDG BI Juni, Kamis (20/6).
Secara fundamental, Perry melihat tren rupiah bisa menguat. Faktor ini antara lain seperti inflasi Indonesia yang terjaga di 2,8 persen, pertumbuhan ekonomi di 5,1 persen, yang kata Perry kondisinya masih jauh lebih baik dibanding negara-negara lainnnya.
“Tapi itu kan faktor yang mempengaruhi tren sehingga kami yakin tren nilai tukar rupiah ke depan akan menguat. Tren akan menguat dengan kemungkinan juga FFR akan turun akhir tahun ini, inflasi kita yang rendah, pertumbuhan ekonomi kita yang relatif baik, dan transaksi berjalan kita yang bagus, dan imbal hasil kita yang menarik,” kata Perry.
Meskipun secara tren ada peluang rupiah menguat, Perry juga menyoroti faktor yang bisa menekan rupiah terhadap dolar AS seperti ketegangan geopolitik dan kebijakan The Fed. Contohnya dua bulan lalu, BI memprediksi suku bunga acuan AS akan turun.
“Tapi kita potensial risk enggak akan turun. Nah waktu itu yang terjadi adalah ketegangan geopolitik, sehingga itu mendasari jika enggak ada ketegangan geopolitik dan ketidakpastian FFR, mestinya enggak perlu menaikkan BI rate. Bahkan saya katakan ke depan ada ruang penurunan BI rate. Inflasi kita rendah, pertumbuhan ekonomi bagus, kredit bagus, semua bagus,” kata Perry.