Pasukan Israel menggempur Rafah serta daerah lain di wilayah tersebut pada Jumat (21/6). Aksi keji itu menewaskan sedikitnya 45 warga Palestina.
Menurut penduduk dan militer Israel, tentaranya terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan Hamas.
Dikutip dari Reuters, warga mengatakan Israel berusaha menyelesaikan penguasaan Rafah hingga perbatasannya dengan Mesir yang telah menjadi fokus serangan sejak awal Mei.
Usai menguasai bagian timur, selatan, dan tengah Rafah, tank-tank kini menerobos ke bagian barat dan utara kota.
Beberapa warga mengatakan, serangan Israel di Rafah semakin intensif dalam dua hari terakhir. Suara ledakan serta tembakan hampir tidak berhenti.
“Tadi malam adalah salah satu malam terburuk di Rafah barat: Drone, pesawat, tank, dan kapal angkatan laut membombardir daerah tersebut. Kami merasa penjajah berusaha untuk sepenuhnya menguasai kota tersebut,” kata seorang warga Palestina, Hatem (45 tahun) kepada Reuters.
“Mereka menerima serangan keras dari para pejuang perlawanan, yang mungkin memperlambat mereka,” tambahnya.
Penembakan dari pesawat, tank, dan kapal di lepas pantai menyebabkan lebih banyak orang meninggalkan Rafah.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 25 warga Palestina tewas dan 50 lainnya luka-luka di Mawasi, Rafah barat.
Warga lainnya mengatakan sebuah tank menghantam tenda yang menampung keluarga-keluarga pengungsi.
“Dua tank mendaki puncak bukit mengawasi Mawasi dan mereka mengirimkan bola api yang menghantam tenda-tenda warga miskin yang mengungsi di daerah tersebut,” tuturnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya sedang meninjau insiden tersebut.
“Penyelidikan awal yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada indikasi bahwa serangan dilakukan oleh IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di Wilayah Kemanusiaan di Al-Mawasi,” katanya, seperti dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan pasukannya melakukan tindakan tepat dan berbasis intelijen di wilayah Rafah. Mereka sempat terlibat pertempuran jarak dekat dan menemukan terowongan yang digunakan Hamas.
Selama seminggu terakhir, Israel menargetkan sebuah universitas yang berfungsi sebagai markas besar Hamas.
Di wilayah Nusseirat, Gaza tengah, militer Israel membunuh puluhan militan selama seminggu terakhir. Mereka juga menemukan gudang senjata yang berisi bom mortir dan peralatan militer milik Hamas.