Ilustrasi pramugari Swedia Foto: Shutter Stock

Saat traveling naik pesawat, kenyamanan dan kemudahan adalah hal utama yang perlu diperhatikan, karena penerbangan bisa berlangsung lama dan ruang gerak di pesawat yang terbatas. Enggak hanya soal kenyamanan, seorang pramugari merekomendasikan traveler untuk tak mengenakan pakaian ini saat naik pesawat.

Dilansir New York Post, pramugari American Airlines, Andrea Fishbach, mengungkapkan traveler sebaiknya tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat ketika naik pesawat.

“Saya tidak menyarankan (pakaian) apa pun yang benar-benar ketat,” kata Fischbach.

Ilustrasi wanita pebisnis traveling. Foto: Standret/Shutterstock

Menurutnya, selain bikin enggak nyaman, pakaian yang terlalu ketat juga berbahaya untuk tubuh.

“Anda harus mengenakan pakaian senyaman mungkin untuk menghindari kram, pembengkakan, dan apa pun yang dapat memengaruhi Anda di kemudian hari,” tambah Fischbach.

Alasan lain kenapa traveler sebaiknya tak mengenakan pakaian adalah kemungkinan terjadinya perut kembung selama terbang, atau usai terbang. Hal ini biasanya kerap terjadi akibat adanya perubahan tekanan udara selama penerbangan.

Ilustrasi penumpang pesawat memakai celana legging. Foto: Sharkshock/Shutterstock

Belum lagi, ada risiko lainnya yang mengintai kalau traveler mengenakan pakaian ketat. Kurangnya mobilitas membuat traveler bisa saja mengalami pembekuan darah pada trombosis vena dalam.

“Sangat penting untuk bisa bergerak sedikit di tempat duduk Anda, meski itu sangat sulit. Tapi, Anda harus menjaga darah Anda tetap mengalir,” ujar Fischbach.

Lebih lanjut, Fishbach mengatakan meski pakaian kulit adalah pakaian favorit traveler, kamu tetap harus menghindari pakaian tersebut.

Ilustrasi perempuan mudik naik pesawat. Foto: Shutterstock

Untuk itu, ia merekomendasikan pakaian yang nyaman, seperti yang berbahan katun atau bahan elastis yang bisa memberikan keleluasaan bergerak. Celana panjang longgar, kaus, atau sweater adalah pilihan yang baik.

Fischbach secara pribadi lebih suka kemeja lengan panjang dan celana panjang untuk menutupi kulitnya. Sebab, pakaian tersebut bisa menghindari dirinya terluka jika memang ada keadaan darurat, yang mengharuskan penumpang keluar dari pesawat menggunakan seluncur darurat.

Ilustrasi penumpang pesawat. Foto: Shutterstock

“Semakin banyak Anda menutupi permukaan kulit Anda, semakin banyak pula perlindungan untuk organ Anda,” jelas Fischbach.

“Hampir di setiap penerbangan, saya melihat seseorang yang hampir tidak mengenakan pakaian apa pun. Crop top dengan celana pendek ketat; sport bra dan legging tanpa jaket; baju renang dan celana pendek,” tambahnya.

Jika ingin menggunakan pakaian tersebut, ia pun merekomendasikan traveler untuk membawa pakaian ganti saat di pesawat.

Pakaian yang Direkomendasikan

Ilustrasi penumpang First Class tidur di pesawat Foto: Shutter Stock

Berikutnya, Fischbach merekomendasikan traveler untuk tidak mengenakan jaket yang berumbai, karena dapat mengancam keselamatan jika pesawat mengalami kebakaran.

“Ini agak ekstrem, tetapi selalu ada risiko dengan (pakaian) berumbai panjang, jika terjadi kebakaran di pesawat,” ujarnya, seraya menyarankan agar penumpang mengenakan pakaian yang tidak berbahaya.

Fischbach juga memperingatkan penggunaan alas kaki yang tidak tepat, seperti sepatu hak tinggi atau sandal tanpa punggung, yang sulit dikenakan saat evakuasi darurat yang dapat menimbulkan risiko pada perosotan tiup atau yang lainnya.

Ilustrasi penumpang gunakan Wi-Fi di pesawat. Foto: Jirapong Manustrong/Shutterstock

Selain itu, traveler juga diimbau untuk melepas perhiasan apa pun yang dikenakan sebelum melakukan pemeriksaan di bandara. Perhiasan dan sejenisnya, dapat memicu mesin, dan benda logam tertentu dapat dianggap sebagai senjata.

“Saya selalu memastikan untuk melepas semua perhiasan sebelum sampai di bandara, dan menyimpannya di tempat yang mudah dijangkau setelah melewati pemeriksaan keamanan,” pungkas Fischbach.

By admin