Para astronom telah menemukan semburan terbesar yang pernah terlihat keluar dari sebuah lubang hitam supermasif atau supermasive black hole. Semburan itu membentang sejauh 23 juta tahun cahaya, atau setara dengan 220 galaksi Bima Sakti yang berjejer dari ujung ke ujung.
Semburan itu meletus dari lubang hitam supermasif di jantung galaksi yang terletak sekitar 7,5 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Semburan yang meletus dari atas dan bawah lubang hitam mengeluarkan energi triliunan kali lebih banyak per detik daripada yang dikeluarkan matahari di galaksi Bima Sakti.
“Kami telah lama mengetahui tentang struktur yang dibuat oleh semburan (jet) dari lubang hitam supermasif di pusat galaksi , tetapi yang satu ini menonjol karena tiga alasan,” kata salah satu peneliti, Martin Hardcastle, dari Universitas Hertfordshire kepada Space.com.
“Pertama, semburan ini adalah yang terbesar sejauh ini, dengan jarak lebih dari 20 juta tahun cahaya dari ujung ke ujung, yang berarti ia bergerak dari pusat galaksi induknya langsung ke ruang hampa antara galaksi dan kelompok galaksi.”
“Kedua, ini adalah salah satu yang paling kuat yang kita ketahui, dengan laju jatuhnya materi yang cepat ke lubang hitam. Dan terakhir, ini ditemukan saat alam semesta baru berusia sekitar setengah dari usianya saat ini, dan diperkirakan merupakan tempat yang jauh lebih ganas dengan lebih banyak hal yang terjadi yang dapat mengganggu pancaran tersebut.”
Semburan raksasa tersebut diberi nama yang sesuai dengan mitos, dan tim yang menemukan megastruktur tersebut menyebutnya “Porphyrion” yang merujuk pada keturunan raksasa Gaia dalam mitologi Yunani .
Selain semburan Porphyrion, ada juga semburan terbesar kedua bernama Alcyoneus yang membentang setara dengan sekitar 100 Bima Sakti. Itu ditemukan pada tahun 2022 oleh tim ilmuwan yang sama.
Tim ini pertama kali mulai memburu semburan lubang hitam pada tahun 2018 ketika mereka juga mulai mempelajari filamen tipis yang melintasi ruang hampa antara galaksi yang oleh para ilmuwan disebut “jaring kosmik”. Mereka telah melihat beberapa struktur jet lubang hitam yang sangat panjang.
Penemuan sistem pancaran lubang hitam sebesar itu, ditulis dalam sebuah makalah yang diterbitkan 18 September 2024 di jurnal Nature. Semburan itu menunjukkan kepada para peneliti bahwa aliran keluar tersebut mungkin telah memengaruhi evolusi galaksi di alam semesta awal hingga tingkat yang jauh, jauh lebih besar daripada yang diduga sebelumnya.
“Para astronom percaya bahwa galaksi dan lubang hitam di pusatnya berevolusi bersama, dan salah satu aspek penting dari hal ini adalah bahwa jet (semburan) dapat menyebarkan sejumlah besar energi yang memengaruhi pertumbuhan galaksi induknya dan galaksi lain di dekatnya,” kata anggota tim George Djorgovski, profesor astronomi dan ilmu data di California Institute of Technology (Caltech) dalam sebuah pernyataan. “Penemuan ini menunjukkan bahwa efeknya dapat meluas lebih jauh dari yang kita duga.”