Ilustrasi Qualcomm di MWC 2023 Barcelona Foto: Aditya Panji/kumparan

Produsen chip Qualcomm baru-baru ini melakukan pendekatan dengan Intel untuk menjajaki kemungkinan akuisisi, di tengah sejumlah isu yang sedang menimpa Intel. Informasi ini disampaikan oleh seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut kepada Reuters. Ia berkata peluang kesepakatan ini akan sangat besar bagi bisnis chip, tetapi ini bukan hal yang mudah, dan akan menghadapi banyak rintangan.

CEO Qualcomm, Cristiano Amon, secara pribadi terlibat dalam negosiasi untuk mengakuisisi Intel yang telah berusia lima dekade, menurut sumber yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut. Sumber lain yang mengetahui situasi tersebut mengatakan Amon telah secara aktif memeriksa berbagai opsi untuk kesepakatan bagi perusahaan tersebut.

Kesepakatan itu, jika terlaksana, kemungkinan akan mengundang pengawasan dari regulator antimonopoli di Amerika Serikat, China, dan Eropa. Qualcomm mungkin diminta untuk menjual sebagian saham Intel agar memperoleh persetujuan regulatori.

Penawaran tersebut akan menandai upaya pengambilalihan terbesar dalam industri teknologi sejak Broadcom berupaya membeli Qualcomm senilai $142 miliar pada tahun 2018, sebelum Presiden Donald Trump membatalkan kerja sama tersebut, dengan alasan risiko keamanan nasional.

Ilustrasi Intel. Foto: JHVEPhoto/Shutterstock

Awal bulan ini, Reuters melaporkan bahwa Qualcomm menjajaki kemungkinan mengakuisisi sebagian bisnis desain Intel dan bahwa unit desain PC-nya. Para eksekutif Qualcomm tengah meneliti seluruh portofolio bisnis Intel.

Pembicaraan dengan Intel masih dalam tahap awal. Perusahaan yang berpusat di San Diego itu belum mengajukan penawaran resmi untuk Intel, menurut sumber ketiga yang mengetahui masalah tersebut. Sumber tersebut meminta identitasnya dirahasiakan karena diskusi tersebut bersifat rahasia.

Baik Intel dan Qualcomm menolak berkomentar soal berita ini.

Pendekatan yang dilakukan Qualcomm muncul pada saat Intel sedang lemah, baik dari sisi produk maupun harga saham. Intel pernah menjadi pembuat chip paling berharga di dunia, tetapi kini sahamnya telah kehilangan hampir 60% nilainya sejak awal tahun.

Intel dinilai lambat dalam memproduksi chip yang saat ini sangat dibutuhkan dalam tren AI generatif. Kesempatan itu diambil dengan baik oleh Nvidia dan AMD.

Acara peluncuran AMD Ryzen AI 300 Series di Jakarta, 18 September 2024. Foto: Abid Raihan/kumparan

CEO Intel, Pat Gelsinger, beberapa waktu lalu mengumumkan untuk melakukan efisiensi dalam operasional bisnis dan melakukan restrukturisasi perusahaan.

Sementara Qualcomm, saat ini adalah raja dalam bisnis prosesor smartphone dan modem seluler. Qualcomm tidak pernah mengoperasikan pabrik chip atau fabrikasi. Mereka memilih menjalankan bisnis dengan melakukan kerja sama kontrak dengan perusahaan seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., lalu menggunakan desain dan teknologi lain yang disediakan oleh Arm Holdings.

By admin