PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki peran strategis dalam industri baja nasional sebagai produsen baja hulu dan antara serta Krakatau Steel sebagai pionir industri baja yang merupakan Mother of Industries memiliki dampak multiplier yang luas terhadap industri dasar dan turunannya.
“Dengan peran yang sangat signifikan terhadap industri nasional, maka kami terus melakukan sinergi dan kolaborasi, baik dengan para pelaku industri baja nasional maupun regulator, termasuk di antaranya Kementerian Perindustrian RI. Hal ini terus kami lakukan secara konsisten agar membangun kemandirian dan ketahanan industri nasional,” jelas Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar.
Akbar melanjutkan bahwa hingga saat ini Krakatau Steel dan produsen baja nasional lainnya terus mendapatkan dukungan dari pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian RI, terutama dalam memberikan dorongan untuk berinovasi, menerapkan teknologi dalam proses produksinya, hingga menjaga ekosistem industri baja melalui berbagai kebijakan.
“Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian RI terus mendukung pertumbuhan industri baja melalui kebijakan pengendalian impor, SNI pada produk baja, peningkatan TKDN dan P3DN, pemberian Tax Allowance maupun Tax Holiday yang semua ini dilakukan untuk peningkatan utilitas industri baja nasional,” tambah Akbar.
Dalam penjelasannya Akbar juga menyampaikan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi industri baja nasional, di antaranya masih tingginya impor baja dari Tiongkok yang mencapai 37% pada periode tiga tahun terakhir.
“Kami terus bekerja sama dengan regulator agar tetap terjaganya serta memberikan dukungan secara permanen dan berkelanjutan untuk industri baja nasional. Di antaranya melalui kebijakan perlindungan perdagangan seperti antidumping, trade remedies, maupun safeguard,” ujar Akbar.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Perindustrian RI, Faisol Riza menyatakan bahwa industri baja memainkan peran penting dalam pembangunan nasional.
“Industri baja adalah sektor yang memainkan peran penting dalam kegiatan ekonomi. Khususnya industri logam, mengalami peningkatan tertinggi dibanding industri lainnya dan berkontribusi 5,9% untuk PDB pada sektor non migas,” ungkap Faisol.
Menyambung pernyataannya, Faisol mengatakan, pemerintah akan terus mendukung pertumbuhan industri baja melalui kebijakan pengendalian impor, SNI pada produk baja, peningkatan TKDN, Tax Allowance, Tax Holiday, master list bahan baku agar utilitas baja meningkat dan mampu bersaing.
Krakatau Steel optimistis dapat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan baja nasional melalui transformasi, restrukturisasi lanjutan, pemulihan fasilitas produksi, maupun sinergi dengan para pemangku kepentingan.
Dengan permintaan baja nasional di tahun 2025 yang diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,5% seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor industri pengguna besi dan baja, maka Krakatau Steel berkomitmen untuk menjadi bagian dalam pemenuhan kebutuhan industri baja tersebut.
“Dengan adanya geliat pertumbuhan di berbagai sektor seperti sektor konstruksi sebesar 5,48% (data BCI Central), pertumbuhan sektor manufaktur 6,4% (data Kemenperin RI), pertumbuhan sektor otomotif 17% serta keberlanjutan program infrastruktur pemerintah yang mencapai Rp400 triliun, maka industri baja nasional yang menyuplai kebutuhan dari berbagai sektor tersebut akan dapat pula berkontribusi pada pencapaian target pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 8%,” tegas Akbar.
Dengan sejarah panjang sebagai pionir industri baja nasional sebagai wujud pelaksanaan Proyek Baja Trikora yang diinisiasi oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno, Krakatau Steel terus berkomitmen mendukung perkembangan industri nasional yang mandiri, bernilai tambah tinggi, dan sebagai pendorong bagi pembangunan ekonomi nasional.
Akbar melanjutkan, “Krakatau Steel akan kembali ke tujuan awal didirikannya oleh Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia sebagai perusahaan baja milik negara yang harus bisa menjamin produksi dan suplai baja berkualitas dengan harga yang terjangkau dan tersedia cukup untuk kebutuhan pembangunan dalam negeri bahkan internasional. Dan kami sangat yakin dengan Presiden Republik Indonesia saat ini Bapak Prabowo Subianto beserta kabinet Merah Putih dengan Asta Cita-nya untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8%.”
“Dengan ketahanan industri dan re-industrialisasi, khususnya didorong oleh industri baja yang merupakan Mother of Industries dan Krakatau Steel sebagai sektor utama sekaligus memperkuat ekosistem industri baja nasional, maka angka 8% bukan hal mustahil bisa bersama-sama kita wujudkan,” tutup Akbar.