Kadal Anole Foto: Lindsey Swierk

Kadal kecil di Kosta Rika memiliki kemampuan unik. Ia punya gelembung di moncongnya untuk membantunya menyelam di bawah air. Studi baru mengungkap bahwa gelembung tersebut ternyata benar-benar berfungsi sebagai scuba.

Pada 2021, kadal anole air (Anolis aquaticus) menjadi berita utama ketika peneliti menemukannya di dalam air dengan kantong udara mengkilap di moncongnya saat tenggelam di sebuah sungai di Kosta Rika.

Kini studi yang dilakukan oleh ahli ekologi Bringhamton University, Lindsey Swierk, berhasil memberikan wawasan baru mengenai adaptasi aneh kadal anole, yang merupakan bagian dari taktik untuk melarikan diri dari cengkeraman predator yang lapar.

Menghirup kembali gelembung memungkinkan kadal untuk bertahan di dalam air lebih lama. Sebelumnya, kami telah menduga fungsi tersebut, tapi kami tidak benar-benar menguji apakah itu memiliki peran fungsional [atau tidak],” – Lindsey Swierk, ahli ekologi Bringhamton University –

Untuk menguji efektivitas gelembung udara tersebut, Swierk mengumpulkan 30 kadal air dari hutan. Dari jumlah tersebut, setengah kadal dirawat dengan mengoleskan pelembap emolien pada moncongnya. Sementara kadal lain tidak dioleskan apa pun di moncongnya.

Kulit kadal diketahui bersifat hidrofobik. Sifat ini memungkinkan udara menempel sangat erat pada kulitnya, dan memungkinkan terbentuknya gelembung seperti yang dilakukan kadal anole.

“Namun, saat Anda melapisi kulit dengan emolien, udara tidak lagi menempel pada permukaan kulit, sehingga gelembung tidak dapat terbentuk,” kata Swierk.

Satu per satu kadal anole dilepaskan ke dalam tangki berisi air sungai, dilengkapi dengan satu batu untuk bertengger di bawah permukaan. Perilaku mereka diamati dan direkam oleh peneliti.

Semua kadal segera menyelam dan menempel pada batu yang terendam saat mereka dilepaskan. Benar saja, kadal yang bisa menciptakan gelembung di moncongnya mampu bertahan di dalam air 30 persen lebih lama ketimbang kadal yang moncongnya diolesi pelembab.

“Udara berlebih yang dibawa di dalam dan di permukaan tubuh anoles semi-akuatik yang bersifat hidrofobik bekerja seperti scuba yang digunakan manusia untuk memperpanjang waktu menyelam dengan menyediakan volume tambahan udara yang bisa digunakan,” tulis Swierk dalam studi yang terbit di jurnal Biology Letters.

Hewan lain seperti serangga juga diketahui menggunakan gelembung untuk membantu mereka bertahan lebih lama di dalam air. Karena serangga memiliki tubuh kecil, mereka bahkan bisa menggunakan oksigen yang berdifusi ke dalam gelembung untuk tetap bernapas saat tenggelam di bawah air.

Ada kemungkinan reptil semi-akuatik memiliki kantong udara cadangan di sekitar kepalanya yang berfungsi untuk mengisi ulang gelembung utamanya, sebuah fitur yang dapat diteliti lebih lanjut di masa depan.

Adapun studi Swierk mengkonfirmasi bahwa anole merupakan hewan bertulang belakang pertama yang diketahui menggunakan gelembung untuk membantu mereka bernapas di bawah air. Adaptasi ini kemungkinan besar dilakukan untuk menghindari predator di darat.

“Anole seperti nugget ayam. Burung memakannya, ular memakannya. Dengan melompat ke dalam air, mereka bisa lolos dari banyak pemangsa, dan mereka tetap diam di bawah air. Mereka juga cukup pandai berkamuflase di bawah air, dan mereka tetap berada di sana sampai bahaya itu berlalu,” kata Swierk.

“Kami tahu bahwa mereka dapat bertahan di bawah air setidaknya sekitar 20 menit, tapi mungkin lebih lama.”

By admin