Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao. Foto: Fitra Andrianto/kumparan

Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao memberikan update terkini soal realisasi investasi pembangunan pabrik di kawasan Suryacipta Kota Industri dan Subang Smartpolitan Cerdas di Subang, Jawa Barat.

“Pada 30 April kami menandatangani pembelian tanah di Subang Smartpolitan. Kami masih mengejar banyak hal yang harus kami persiapkan,” buka Zhao saat ditemui di Jakarta, Jumat (21/6).

Sedikit ke belakang, prosesi seremoni pembelian lahan itu dilakukan pada 8 Mei 2024 lalu, di mana total investasinya mencapai USD 1 miliar atau Rp 16 triliun lebih.

PT BYD Motor Indonesia (BYD) menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT SuryaciptaSwadaya terkait pembangunan pabrik mobil listrik. Foto: Dok. Suryacipta Swadaya

Pabrikan memilih lokasi tersebut untuk memproduksi mobil listrik dan akan menempati area lebih dari 10 hektare. Alasan lainnya karena merupakan lokasi strategis yang aksesnya terhubung dengan Pelabuhan Patimban.

“Kami akan mencari momen spesial untuk mengumumkan berbagai informasi penting mengenai pabrik seperti kapan mulai dibangun, dan lain-lain,” lanjutnya.

Bocor, akan bawa sub-brand baru

Zhao melanjutkan, ketika pabrik sudah berdiri dan beroperasi, targetnya bisa memproduksi hingga 150 ribu unit per tahun.

Kamuflase kendaraan disinyalir sebagai mobil listrik MPV BYD M6 tertangkap sedang wira-wiri di Indonesia. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

Maka dari itu sebelum fasilitas produksinya ada, pabrikan akan terlebih dulu mengimpor langsung produknya dari China. Termasuk kemungkinan mendatangkan sub-brand baru.

“Dalam hal importasi, ada banyak faktor yang harus kami pertimbangkan. Permintaan dari pasar, bahkan mungkin adanya model baru nantinya, dan juga mungkin kami akan memiliki sub-brand untuk datang ke Indonesia,” katanya.

Namun dirinya tidak merinci sub-brand yang dimaksud. Adapun dalam portofolio BYD, perusahaan memiliki sejumlah sub-brand: Dynasty, Ocean, Denza, Fangchengbao, dan Yangwang.

Media first drive mobil listrik BYD Dolphin di Jakarta. Foto: dok. BYD

Dua sub-brand pertama yang disebut, sejatinya merupakan ‘induk’ dari nama-nama model mobil listrik BYD yang tengah dipasarkan di Indonesia.

Misalnya Dolphin dan Seal atau Seagull yang menggunakan nama hewan laut, masuk ke dalam seri Ocean. Sementara Atto 3, adalah penamaan model di luar China. Di negara asalnya, mobil ini dinamakan Yuan Plus, sebagai model baru dari BYD Yuan.

BYD Atto 3 di pameran Japan Mobility Show 2023. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

Nah Yuan ini merupakan salah satu nama dinasti di China. Selain itu ada nama Han dan Tang, yang juga menjadi nama model untuk seri Dynasty BYD.

Tinggal Fangchengbao dan Yangwang yang belum dikenalkan di dalam negeri. Keduanya menyasar segmen berbeda, di mana Fangchengbao hadir menyasar segmen hobi atau aktivitas luar ruangan.

Sedangkan Yangwang menyasar segmen premium. Modelnya ada supercar listrik bernama Yangwang U9, dan SUV Yangwang U8 yang sempat viral karena kemampuannya yang bisa berputar 360 derajat di tempat, serta mampu mengambang di permukaan air.

Oh iya masih ada lagi Denza, yang menyasar kendaraan listrik di segmen mewah. Salah satu yang menarik adalah MPV Denza D9, yang ramai dibicarakan sebagai lawan Alphard namun bertenaga listrik.

By admin