Susu UHT merupakan susu yang diproses menggunakan suhu tinggi (ultra high temperature) yang diklaim lebih higienis dan bebas dari bakteri serta mikroorganisme. Meski sehat, tapi susu ini harus diberikan kepada si kecil di waktu yang tepat, ya, Moms.
Bayi yang baru lahir tentu tidak boleh mengonsumsi susu UHT. Di usia ini, mereka hanya boleh diberikan Air Susu Ibu (ASI) atau susu formula yang nutrisinya serupa dengan ASI, namun harus atas rekomendasi dokter.
Hal tersebut karena ginjal bayi yang berusia di bawah 1 tahun belum bisa memproses protein dan mineral berkonsentrasi tinggi yang terkandung dalam susu UHT. Jika orang tua nekat memberikannya, maka bayi bisa mengalami dehidrasi dan kekurangan nutrisi.
Lantas, kapan anak boleh minum susu UHT? Temukan jawabannya dalam pembahasan artikel ini, Moms.
Kapan Anak Boleh Minum Susu UHT?
Susu UHT merujuk pada semua jenis susu segar atau asli yang diproses menggunakan panas suhu tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Susu ini dikemas dalam wadah yang disterilkan atau dikenal dengan sebutan kemasan aseptik.
Mengutip laman US Dairy, pensterilan ini bertujuan untuk memperpanjang masa simpan susu selama 3 bulan dalam kondisi yang masih tersegel. Jika wadahnya sudah dibuka, maka masa simpannya berkurang menjadi 7-10 hari dalam suhu kulkas.
Menurut American Academy of Paediatrics (AAP), anak-anak boleh mengonsumsi susu UHT apabila sudah berusia 1 tahun ke atas. Syaratnya, mereka tidak memiliki risiko obesitas dan alergi terhadap susu (lactose intolerance).
Di usia 1 tahun ke atas, susu UHT bisa dikonsumsi untuk melengkapi ASI atau menggantikan susu formula. Namun, susu tersebut harus diberikan dalam porsi yang cukup, ya, Moms.
Mengutip laman Medical News Today, porsi susu yang diberikan pada anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak lebih dari 1,5-2 cangkir setiap hari. Sedangkan untuk anak di atas 2 tahun tidak lebih dari 2-2,5 cangkir sehari.
Selain itu, anak berusia di bawah 2 tahun direkomendasikan untuk mengonsumsi susu UHT jenis full cream. Itu karena si kecil membutuhkan kalori dari lemak yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otaknya.
Setelah menginjak usia 2 tahun, barulah orang tua boleh memberikan susu rendah lemak. Hindari susu skim atau susu tanpa lemak karena kandungan kalori dan nutrisinya tidak cukup untuk mendukung perkembangan si kecil.
Manfaat Susu untuk Balita
Merujuk pada jurnal berjudul Which Milk during the Second Year of Life: A Personalized Choice for a Healthy Future? susunan Elvira Verduci dkk yang dipublikasikan di National Library of Medicine, dijelaskan bahwa balita membutuhkan nutrisi yang lengkap untuk tumbuh kembang otak, sistem kerangka, dan organnya.
Nah, susu mengandung nutrisi yang dibutuhkan si kecil agar tumbuh sehat. Salah satunya, vitamin D dan kalsium yang dapat membantu membangun dan menguatkan tulang.
Susu juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang membuat si kecil tetap aktif, sehat, dan kuat. Vitamin dan mineral tersebut berperan penting dalam mengoptimalkan penglihatan anak.
Selain itu, karbohidrat yang ada dalam susu memberikan energi yang cukup, sehingga mampu melindungi anak dari rasa lesu atau lelah. Susu juga menyediakan protein yang membantu anak tumbuh dengan sehat.
Baca Juga: Penyebab Bayi Menolak Minum Susu Formula