“Mau makan apa nanti?”
“Terserah ikut aja,”
Kepada kumparan, Adhit mengaku kebingungan saat diberi tugas menjadi koordinator untuk mengumpulkan teman-temannya makan siang bersama.
Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Diakui Adhit, nyaris semua jawaban teman-temannya sama—seolah-olah menyerahkan semua pilihan ke Adhit—yang pada akhirnya membuat Adhit menjadi self-decision maker. Apa yang dialami Adhit mungkin juga dialami oleh orang lain.
Sebetulnya, jawaban “terserah” sebenarnya bukan berarti tidak peduli. Dalam konteks sosial, hal ini kerap menjadi bentuk kompromi untuk menghindari konflik.
Terlebih, orang Indonesia cenderung mengutamakan kebersamaan dan harmoni. Sehingga ketika diminta memilih makanan, mereka lebih suka menyerahkan keputusan kepada orang lain.
Selain itu, ternyata ada juga alasan psikologis di balik fenomena ini. Dalam psikologi, fenomena ketika seseorang merasa kesulitan membuat keputusan karena terlalu banyak pilihan dikenal dengan istilah “decision fatigue” atau kelelahan dalam mengambil keputusan.
Ketika seseorang merasa lelah dalam memutuskan, mereka cenderung menyerahkan pilihan kepada orang lain atau memilih opsi yang aman; seperti nasi goreng.
Nasi Goreng: Sajian Penuh Kenangan yang Dipesan Banyak Orang
Coba perhatikan sekitar, setidaknya kita semua punya satu atau dua orang teman yang setiap kali makan bersama di restoran atau kafe, selalu memesan nasi goreng. Padahal menu lain di restoran terbilang beragam dan variatif.
Bukan tanpa alasan, nasi goreng seolah menjadi solusi pamungkas dan aman ketika kebingungan memilih makanan. Alasan pertama adalah soal rasa yang bisa ditakar, dan kedua terkait hubungan antara orang Indonesia dan nasi yang sudah menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan.
Tak heran, laporan Grab bertajuk Tren Layanan Pesan-Antar Online di Indonesia 2022 mengungkapkan, nasi goreng jadi salah satu menu yang paling banyak dipesan di GrabMart dan GrabFood. Hal ini mencerminkan betapa populernya nasi goreng bagi masyarakat Indonesia.
Mengapa nasi goreng begitu digemari?
Salah satu alasannya, rasa yang sudah akrab di lidah banyak orang Indonesia. Bumbu khas seperti bawang merah, bawang putih, kecap manis, dan cabai menjadi elemen dasar yang membangkitkan kenangan akan masakan rumah.
Selain rasanya yang akrab, nasi goreng juga mudah ditemukan di mana saja. Dari warung kaki lima hingga restoran mewah, nasi goreng bisa ditemukan dengan berbagai variasi, mulai dari nasi goreng ayam, nasi goreng seafood, hingga nasi goreng kambing yang menggoda.
Variasi ini tidak hanya memberikan banyak pilihan bagi para penikmatnya, tetapi juga menjadikan nasi goreng sebagai hidangan yang inklusif—dapat diterima oleh berbagai kalangan.
Namun, daya tarik nasi goreng tidak hanya pada rasanya. Kepraktisannya juga menjadi faktor utama. Ya, bahan-bahan dasar untuk membuat nasi goreng sangat mudah ditemukan.
Bahkan dari nasi yang “sisa”, dicampur dengan bumbu-bumbu sederhana dan beberapa tambahan seperti telur atau ayam, sudah cukup untuk membuat seporsi nasi goreng yang lezat.
Selain itu, nasi goreng juga sering kali dikaitkan dengan kenangan emosional. Bagi banyak orang, nasi goreng adalah makanan yang mengingatkan mereka pada masa kecil, makan bersama keluarga, atau momen-momen sederhana namun berharga lainnya.
Ketika berbicara tentang nasi goreng, kita tidak hanya berbicara tentang hidangan yang lezat dan mengenyangkan, tetapi juga tentang warisan budaya yang penuh dengan cerita dan memori.
Dalam bukunya “The Encyclopedia of Indonesian Food”, Sri Owen menjelaskan bahwa setiap piring nasi goreng dapat membawa kembali kenangan indah dan pengalaman yang membentuk identitas budaya dan pribadi seseorang.
Nasi goreng, sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari di Indonesia, membawa nostalgia dan kekuatan emosional yang kuat. Menjadikannya lebih dari sekadar makanan, tapi juga sebuah simbol kebersamaan dan warisan budaya yang penuh makna.
Fakta menarik lainnya, nasi goreng juga telah menjadi bagian dari diplomasi kuliner Indonesia di dunia internasional.
Pada 2023, nasi goreng masuk dalam daftar 10 besar makanan terbaik dunia versi TasteAtlas, sebuah panduan kuliner global yang mengakui kelezatan berbagai masakan dari seluruh dunia. Pencapaian ini tidak hanya menegaskan posisi nasi goreng sebagai salah satu makanan favorit di Indonesia, tetapi juga sebagai makanan yang diakui secara global.
Peningkatan popularitas nasi goreng di era digital juga tak lepas dari peran media sosial. Di TikTok dan Instagram, konten-konten yang menampilkan resep dan kreasi nasi goreng mendapatkan jutaan viewers dan likes.
kumparan Hadirkan Kembali Pesta Nasgor 2024
Dengan segala penjabaran di atas, tidak mengherankan jika nasi goreng selalu menjadi jawaban ketika kita bingung ingin makan apa.
Rasa yang sudah melekat di hati, harga yang terjangkau, dan kekayaan emosionalnya menjadikan nasi goreng lebih dari sekadar makanan. Ia adalah bagian dari identitas kuliner Indonesia yang mampu menyatukan berbagai selera dalam satu piring sederhana namun berkesan.
Karenanya, kumparan kembali menghadirkan Pesta Nasgor 2024, festival kuliner yang menghadirkan deretan tenant nasi goreng favorit dari Jakarta dan sekitarnya. Tahun ini, Pesta Nasgor 2024 hadir dengan venue yang lebih besar, pilihan nasgor lebih banyak, aktivitas lebih seru, lebih banyak promo dan hadiah menarik, serta durasi yang lebih lama yakni 2 hari!
Enggak hanya deretan tenant nasi goreng, Pesta Nasgor 2024 juga akan menghadirkan tenant bakmi yang tak kalah jadi favorit, lho!
Pesta Nasgor 2024 kali ini juga semakin seru karena didukung oleh Le Minerale, ABC, Frisian Flag, Sunco, Fiesta Ready to Go, Bumbu Kaldu Sedaap, Nata Wong Coco, Adem Sari Herbal Lemon, Adem Sari Sachet, dan Zurich Indonesia. Jadi, langsung catat tanggalnya, Pesta Nasgor 2024 akan hadir pada 5-6 Oktober 2024 pukul 10:00-22:00 WIB, di BXc Park @Bintaro Jaya Xchange Mall.
Acara ini gratis! Jangan lupa ajak orang-orang tersayang untuk quality time sambil icip-icip nasi goreng dan bakmi yang menggugah selera.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio