ilustrasi perayaan hari raya Galungan Foto: Shutter stock

Hari ini, umat Hindu Bali merayakan Hari Raya Galungan. Nah Moms, bila si kecil belum tahu apa itu Hari Raya Galungan, ini jadi saat yang tepat untuk menjelaskan pada mereka.

Ya Moms, mengetahui macam-macam hari raya yang diperingati di Indonesia sangat bermanfaat bagi anak. Apalagi bila anak Anda sudah masuk usia sekolah. Meski tidak ikut merayakannya, sekadar mengetahui dan mengenal lebih jauh dapat menambah wawasan sekaligus menumbuhkan rasa cinta keberagaman serta empati dalam diri si kecil.

Cara Jelaskan Hari Raya Galungan pada Anak

Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (4/1/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto

Apa Itu Hari Raya Galungan?

Hari Raya Galungan penting bagi umat Hindu Bali. Ini merupakan hari yang diperingati sebagai hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).

Bagi umat yang mempercayainya, Galungan memberi pesan bahwa kebaikan selalu akan menang dibandingkan keburukan atau kejahatan. Karena itu, kita harus selalu memiliki niat dan usaha yang baik.

Kapan Hari Raya Galungan Diperingati?

Hari Raya Galungan jatuh pada setiap 210 hari atau sekitar 6 bulan sekali sesuai kalender Bali. Dalam kalender Bali, Galungan jatuh pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan).

Itulah kenapa Galungan dirayakan dua kali setahun pada kalender Masehi. Pada tahun 2024 ini, Galungan diperingati pada 28 Februari 2024 dan 25 September 2024.

Tapi berbeda dengan kebanyakan hari raya lainnya, perayaan Galungan berlangsung beberapa hari sebelum Galungan hingga 10 hari setelahnya yang dianggap hari-hari suci. Selama hari-hari yang suci ini umat Hindu percaya bahwa dewa-dewa sedang turun ke dunia.

Sebelum Galungan, ada hari yang disebut Penyajaan (2 hari sebelum Hari Raya Galungan) dan Penampahan (sehari sebelum Hari Raya Galungan). Sementara satu hari setelah Hari Galungan, disebut Umanis Galungan.

Tepat 10 hari setelah Galungan, para dewa kembali ke khayangan dan umat Hindu Bali akan memperingati Hari Raya Kuningan yang menjadi akhir dari rangkaian Hari Raya Galungan.

Apa yang Dilakukan Umat Hindu saat Hari Raya Galungan?

Pada hari Penyajaan dan Penampahan (sebelum Galungan) biasanya umat Hindu Bali melakukan berbagai persiapan untuk Galungan. Misalnya memasak, menghias merajan (pura di rumah), hingga memasang penjor di depan rumah, bangunan, sekolah, hingga ujung-ujung jalan.

Penjor adalah lengkungan dekorasi khas yang menyimbolkan gunung sebagai tempat tersimpannya banyak sekali sumber daya alam dan bisa digunakan oleh manusia. Memasang penjor bermakna bentuk rasa syukur dengan anugerah yang dilimpahkan oleh Tuhan.

Pada Hari Raya Galungan, mereka bersembahyang mulai dari rumah sampai ke pura-pura di sekitar lingkungannya. Dan pada Umanis Galungan, mereka saling mengunjungi atau bertemu sanak saudara atau berwisata bersama keluarga.

Adakah Makanan Khas setiap Hari Raya Galungan?

Ada! Di hari Penampahan, setiap keluarga yang akan merayakan Galungan umumnya masak besar-besaran! Mereka akan mengeluarkan tampah-tampah besar untuk memotong ayam, bebek, atau babi, dan memasaknya dengan berbagai rempah-rempah. Itulah sebabnya hari ini disebut Penampahan.

Pemotongan hewan maknanya memotong atau membuang sifat hewani atau sifat tidak baik dalam diri manusia. Mereka juga percaya bahwa hewan-hewan yang dimasak (ditampah) ini akan memperoleh kehidupan yang lebih mulia ketika lahir kembali ke dunia.

Setelah masak, makanan nantinya akan dibagi-bagi kepada tetangga atau kerabat sehingga terjalin rasa kebersamaan dan kasih sayang di antara manusia.

Bagaimana Cara Berikan Ucapan Selamat Hari Raya Galungan?

Ucapan selamat yang paling sering diucapkan adalah, “Rahajeng nyanggra rahina Galungan lan Kuningan”. Ucapan dalam bahasa Bali ini bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya, “Selamat menyambut hari raya Galungan dan Kuningan”.

Bila ingin menambahkan ucapan atau pesan, kita bisa mengacu pada makna Galungan di mana kebaikan menang melawan keburukan. Misalnya dengan mendoakan semua manusia dilindungi oleh Tuhan, memperoleh keselamatan, hati yang bersih suci dan berpegang teguh pada kebaikan.

Tentu saja, Anda juga bisa menyelipkan pesan damai. Karena sejatinya, kebaikan atau niat dan usaha baiklah yang mampu membawa kedamaian untuk kita semua.

By admin