Berdiri pada tahun 1899, Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria atau yang lebih dikenal dengan nama Gereja Kepanjen memiliki gaya arsitektur Neo Gotik. Disebut Neo Gotik, karena model ini menyerupai arsitektur Gotik di Eropa.
“Ciri bangunan Neo Gotik masih dipertahankan dengan penggunaan kaca patri pada jendela bangunan gereja,” ujar Louisa Sharon Ghea Yulida, Katekis Paroki (pengajar) Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, kepada Basra, (24/12).
Saat memasuki ruang utama gedung gereja ini maka akan disambut dengan ruang megah dengan tembok batu bata klasik Eropa dan pilar-pilar yang menjulang tinggi. Kaca mozaik berwarna-warni membentuk gambar perjalanan Kristus dan murid-murid-Nya memberikan kesan religius.
Selain ruang utama gereja yang mampu menampung sekitar 900 jemaah, di dalam area juga terdapat ruang doa disisi kiri bangunan utama untuk berdoa dan kantor gereja.
Perempuan yang kerap disapa Ghea ini mengungkapkan, Gereja Kepanjen menjadi destinasi wisata favorit para wisatawan asing yang berkunjung di Surabaya. Apalagi lokasinya yang berada di kawasan Kota Lama Surabaya.
“Setiap kali ada kapal pesiar yang datang ke Surabaya, wisatawan dari mancanegara selalu mampir ke sini. Apalagi turia yang berasal dari Belanda. Mereka cukup antusias foto-foto di gereja ini,” tukas Ghea.
“Gereja ini juga masuk daftar wisata yang wajib dikunjungi wisatawan yang berkunjung ke kawasan Kota Lama Surabaya,” imbuhnya.