Cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Harga cabai rawit merah dan cabai merah kriting melonjak pada libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025. Berdasarkan data yang tersaji dari laman resmi Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 15.40 WIB, harga cabai rawit merah naik 2,58 persen atau Rp 1.330 menjadi Rp 52.880 per kilogram. Sedangkan cabai merah keriting naik 0,93 persen atau Rp 400 menjadi Rp 43.500 per kilogram.

Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid mengatakan, harga cabai rawit merah dan cabai merah keriting saat ini masih dalam keadaan normal. Menurutnya, harga cabai masih dalam keadaan normal jika berada di kisaran harga Rp 40.000 sampai Rp 60.000 per kilogramnya.

“Kalau menurut saya angka Rp 40.000 sampai Rp 60.000 itu kategori normal. Kalau di atas Rp 60.000 itu sudah mahal. Petani masih oke lah emak-emak belanja di pasar mereka masih oke,” kata Abdul kepada kumparan, Kamis (26/12).

Abdul menjelaskan penyebab harga cabai naik saat periode Nataru. Abdul bilang, musim tanam sampai ke panen membutuhkan waktu tiga sampai empat bulan. Para petani menanam pada bulan Agustus-September. Sementara musim hujan terjadi pada bulan Oktober.

“Jadi panennya stoknya enggak ada, ada beberapa orang beberapa petani yang memang dia ada air bisa tanam itu enggak banyak maka stok yang ke pasar pun enggak banyak. Nah kalau seandainya maka saya selalu usulkan kasih yang gak ada air itu grip irigasi agar mereka bisa tanam. Pengaruhnya kalau mereka bisa tanam di bulan 6,7, 8 harga di Nataru pasti normal,” jelasnya.

Abdul mengatakan, stok cabai akan aman sampai Februari 2025. Namun ada beberapa yang harus diperhatikan seperti cabai merah keriting dan cabai merah besar. Pihaknya khawatir jika harga cabai merah keriting akan naik pada pekan kedua atau ketiga Januari 2025.

“Kalau cabai merah besar sekarang panen banyak banyak banget pasti tetap banyak jadi enggak bakal, kalaupun naik enggak akan naik melambung gitu,” ungkapnya.

Abdul mengatakan pentingnya kolaborasi antara asosiasi dengan Kementerian Pertanian dan pelaku petani cabai untuk masalah stok dan harga cabai. Selain itu, Abdul meminta agar komunikasi antara Kementerian Pertanian dengan asosiasi dan pelaku petani cabai juga perlu ditingkatkan lagi.

“Paling utama itu Kementerian Pertanian ya di hulu yang harus dibangun di hulu yang harus diperbaiki tapi di hulu memperbaikinya yang harus melibatkan orang banyak jangan per orang. Kalau orang satu orang nggak ada pengaruhnya,” kata Abdul.

By admin