Artis Aura Kasih menceritakan pengalamannya saat dipercaya untuk terlibat di balik layar sebagai produser eksekutif. Peran besar itu dirasakan Aura Kasih dalam film horor terbaru garapan rumah produksi Dris Production dan Kipaskipas berjudul, Anak Kunti.
Aura mengatakan ia berani untuk mengambil profesi ini lantaran diajak oleh orang yang telah ia percaya dan kenal lama.
“Mungkin cukup bikin bingung ya sebagai apa saya di sini dan alasannya apa. Pertama saya sudah kenal pak Bambang Drias sudah pernah kerja bareng di tahun 2002,” ujar Aura Kasih di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
“Dan yang kedua kebetulan nih diajak kolaborasi sama kipaskipas,” sambungnya.
Keputusan untuk terlibat di balik layar diambil Aura Kasih sebagai bentuk dukungannya terhadap perfilman Indonesia. Aura ingin menarik kembali minat masyarakat untuk menonton film Indonesia.
“Dan saya juga sebagai pecinta film pastinya ingin juga mendukung perfilman indonesia,” ungkap Aura Kasih.
“Selain itu juga siapa tahu dengan hadirnya saya di sini bisa influence orang untuk nonton terus film Indonesia dan pastinya dukung terus perfilman Indonesia,” lanjut dia.
Film Anak Kunti menjadi proyek pertama Aura Kasih usai memutuskan ikut aktif di belakang layar. Aura pun tak menutup kemungkinan untuk kembali terjun ke belakang layar jika diberi kesempatan lagi.
“Kenapa biasanya hanya main di depan layar, coba dong di belakang layar gitu. Dan ini first project juga ya buat kita, buat saya untuk involved di dalam film ini gitu,” kata Aura Kasih.
“Untuk ke depannya siapa tahu saya nyaman nih, siapa tahu bisa bikin film-film yang lain gitu,” tandasnya.
Film Anak Kunti diproduseri oleh Avesina Soebli, Wendy Christian, Jonathan HM, serta disutradarai Bambang Drias.
Film ini turut dibintangi sederet aktor dan aktris Indonesia seperti Gisellma Firmansyah, Nita Gunawan, Abun Sungkar, Jajang C Noer, Iwa K, Wavi Zihan, Selvy Kitty, Ruth Marini, dan Pritt Timothy.
Rencananya film ini bakal tayang di seluruh bioskop tanah air pada 20 Februari 2025. Film Anak Kunti juga akan tayang di 6 negara lainnya, yakni Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Singapura, Pakistan, dan Bangladesh.