PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berharap bisa menjadi bagian dari rantai pasok global atau global supply chain dalam memproduksi komponen pesawat tempur Rafale.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, mengungkapkan peluang itu terbuka usai pembelian pesawat tempur diikuti kerja sama offset dengan pabrikan Rafale, yakni Dassault.
“Offset dalam pembelian Rafale kan sudah jalan ya. Seperti misalnya di luar itu kita juga punya production work package ya, beberapa bagian daripada pesawat Rafale-nya akan diproduksi secara lokal di Indonesia,” ujar Gita di Kantor PTDI, Bandung, Jumat (27/9).
Tak hanya itu, kata Gita, PTDI juga berpeluang terlibat juga dalam urusan perawatan hingga perbaikan atau Maintance, Repair dan Operation (MRO) pesawat tempur.
“Ini bagus, kenapa? Karena kita disertifikasi dan ke depannya kita bisa menjadi global supply-nya mereka. Di luar itu, maintenance-nya tentu di kita gitu kan. Karena kita harus bisa mengambil kemampuan MRO-nya,” ujar Gita.
“Dengan fungsinya offset, sebetulnya bersama-sama dengan Dassault, kita menyiapkan sebetulnya apa yang kita perlukan untuk PTDI itu mampu meng-absorb teknologinya,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Produksi PTDI, Batara Silaban, mengungkapkan produksi komponen pesawat tempur Rafale di Indonesia kemungkinan baru akan terlaksana setelah proses pengirimannya rampung.
“Oh itu kan akan sesuai dengan jadwal delivery, kalau itunya sendiri mungkin setelah 2027-2028. Kami mesti dikualifikasi dulu oleh mereka, tapi kita punya kemampuan itu,” ujar Batara.