Anemia Defisiensi Besi yang Dialami Ibu Hamil, Apakah Berbahaya? Foto: aslysun/Shutterstock

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan kekurangan zat besi atau anemia dialami oleh hampir 2 miliar orang di seluruh dunia. Sebagian besar yang mengalaminya adalah perempuan, termasuk ibu hamil.

WHO juga menyatakan sekitar 37 persen ibu hamil dan 30 persen wanita usia reproduksi di seluruh dunia juga terkena dampak rendahnya kadar zat besi. Mengapa perempuan banyak yang mengalami anemia defisiensi besi yang terjadi akibat kekurangan zat besi tersebut?

Dikutip dari Motherly, ada tiga faktor yang kemungkinan menjadi penyebabnya, antara lain:

– Pola makan: Wanita mungkin kekurangan zat besi karena pola makan yang kurang baik, termasuk jika mereka vegetarian atau vegan

– Kehamilan: Kondisi kehamilan membuat tubuh membutuhkan zat besi yang lebih banyak dari biasanya

– Kehilangan darah: Terutama saat menstruasi, Anda dapat kehilangan zat besi secara teratur setiap bulannya.

Sayangnya, dilaporkan banyak wanita yang memasuki masa kehamilan memiliki kadar zat besi yang rendah. Misalnya, saat hamil, simpanan zat besi ibu dapat tertekan akibat pertumbuhan bayi. Tingkat anemia yang dialami mungkin tidak terlalu parah, tetapi simpanan zat besi jadi harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan tubuh ibu hamil. Sehingga kadarnya mulai turun, dan mungkin akan muncul gejala-gejala anemia ringan.

Perlu diketahui, kebutuhan zat besi di setiap trimester kehamilan berbeda-beda, yaitu 0,8 mg/ hari pada trimester pertama, 4 mg/hari pada trimester kedua, dan 6 mg/hari pada trimester ketiga.

Itu artinya, bila kekurangan zat besi dalam tubuh, maka Anda juga sekaligus kekurangan nutrisi penting selama kehamilan, yang tentunya dapat berdampak serius bagi kesehatan ibu dan janin.

Ilustrasi ibu hamil anemia. Foto: Shutter Stock

Kenapa Zat Besi Penting?

Mungkin Anda bertanya-tanya, kenapa sih zat besi penting baget buat ibu hamil? Sebelum itu, Anda perlu tahu bahwa zat besi digunakan tubuh untuk perkembangan dan kelangsungan hidup kita. Beberapa proses penting yang membutuhkan zat besi antara lain pembentukan DNA, pengangkutan oksigen, dan menciptakan energi yang dibutuhkan tubuh.

Sehingga, zat besi merupakan salah satu mineral terpenting yang dibutuhkan tubuh agar Anda tetap sehat. Jika mengalami kekurangan zat besi, mungkin Anda akan mengalami beberapa gejala seperti:

  • Kelelahan

  • Gelisah

  • Palpitasi jantung (aritmia)

  • Otot melemah

  • Kecemasan atau depresi

  • Sulit berkonsentrasi

  • Detak jantung cepat

  • Tekanan darah rendah

Pada wanita, kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi, memicu depresi pascapersalinan yang lebih tinggi, hingga kesulitan menyusui. Sementara untuk ibu hamil, dampaknya juga dapat menyebabkan berat badan lahir rendah pada si kecil, kelahiran prematur, dan pertumbuhan bayi yang lebih lambat di dalam rahim.

Dan yang paling mengkhawatirkan adalah anemia defisiensi besi selama kehamilan dapat berdampak negatif pada perkembangan otak janin. Yang nantinya berpotensi menyebabkan kesulitan belajar atau masalah perilaku di kemudian hari.

Ilustrasi Anemia. Foto: New Africa/Shutterstock

Kelompok Ibu Hamil yang Berisiko Mengalami Anemia Defisiensi Besi?

Mayo Clinic melansir, waspadai anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan kondisi kehamilan:

  • Hamil dan melahirkan dalam jarak yang berdekatan

  • Hamil lebih dari satu bayi (hamil kembar)

  • Tidak cukup mengonsumsi makanan kaya zat besi

  • Menstruasi yang deras sebelum kehamilan

  • Punya riwayat anemia sebelum kehamilan

Perlu diingat, gejala anemia sering kali mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya. Sehingga, untuk memastikan apakah Anda kekurangan zat besi, maka bisa menjalani tes darah untuk mendeteksi anemia defisiensi besi.

Biasanya, ibu hamil yang terdeteksi anemia defisiensi besi akan diberi suplemen zat besi tambahan.

Anda juga bisa mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah rendah lemak, unggas, dan ikan. Pilihan lainnya adalah sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, hingga kacang polong.

Jangan lupa, dokter biasanya direkomendasikan untuk mengonsumsi vitamin atau suplemen prenatal yang mengandung zat besi. Bahkan, vitamin zat besi sebenarnya sudah bisa dikonsumsi sebelum masa kehamilan, lho! Sehingga, anemia selama kehamilan bisa dicegah sedini mungkin.

By admin