Riset terbaru menunjukkan bahwa banyak masyarakat Indonesia mengharapkan teknologi artificial intelligence (AI) dapat membantu melakukan deteksi dini masalah kesehatan.
Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan oleh Hello Health Group, terungkap harapan konsumen Indonesia, lebih dari 40% responden tertarik menggunakan AI dalam kesehatan dan kebugaran, dan lebih dari 30% menyatakan kepercayaan mereka pada AI untuk kesehatan dan kebugaran.
Para responden pun punya harapan mengenai peran AI di bidang kesehatan, mulai dari membantu mereka dalam deteksi dini masalah kesehatan (66%), konsultasi virtual (55%), serta rekomendasi yang dipersonalisasi (54%), dan masih banyak hal-hal lainnya.
Sebelum konsumen mendapatkan jawaban langsung dari tenaga ahli kesehatan, AI dapat memainkan peran untuk memberi gambaran soal kondisi kesehatan, dengan catatan AI tersebut harus terus dilatih untuk mempelajari tentang masalah kesehatan dan penyakit.
Sejauh ini, mesin pencari seperti Google menjadi pintu masuk penting, dengan informasi utama yang dicari pengguna adalah soal diet, kebugaran, dan pencegahan penyakit.
Sudesh Kumar, Chief Operating Officer, Hello Health Group, mengatakan bahwa evolusi AI dalam dunia kesehatan diharapkan lebih dari teknologi chatbot dan personalisasi konten. AI diharapkan bisa melakukan personalisasi pengobatan dan perawatan kesehatan.
Meski teknologi AI kian canggih, Sudesh menegaskan, bahwa peran manusia dalam tenaga medis tidak dapat tergantikan dalam penanganan kesehatan.
“Perangkat digital yang ditenagai AI akan membantu masyarakat Indonesia untuk mengakses informasi kesehatan yang bisa diandalkan dan diverifikasi secara medis, mulai dari mengelola kondisi kronis hingga dukungan kesehatan mental. AI memiliki potensi sangat besar dalam melakukan perubahan pada cara perawatan pasien, diagnosis kondisi kronis hingga mendukung kesehatan mental,” kata Sudesh, dalam sebuah acara di Jakarta, Kamis (26/9).
Topik kesehatan menjadi salah satu dari lima topik teratas yang dicari masyarakat Indonesia di internet, dengan 27% akses berita di internet berkaitan dengan kesehatan. Sayangnya, misinformasi juga marak terjadi, terlihat dari data bahwa 13% hoax yang beredar di Indonesia itu terkait kesehatan.
Media sosial adalah platform media yang paling sering ditemukan informasi hoaks sebesar 83,11 persen. Posisi kedua ditempati oleh media chat sebesar 40,45 persen, dan situs berita sebesar 15,48 persen.