Kopi memiliki potensi penjualan yang bagus di kota-kota besar seperti Surabaya. Ini bisa dilihat dari banyaknya kedai kopi di setiap penjuru Kota Pahlawan. Bahkan saat masa pandemi, kopi masih dicari oleh banyak orang, sehingga permintaan terhadap kopi naik.
Tingginya peminat kopi, mendorong Bank Indonesia Jawa Timur tahun ini kembali menggelar Java Coffee Culture (JCC). Berlangsung pada 5 hingga 7 Juli mendatang, JCC juga akan kembali dikolaborasikan dengan gelaran Wisata Peneleh bekerja sama dengan Pemkot Surabaya.
“Acara JCC dan Festival Peneleh ini tak hanya memanjakan pecinta kopi, akan tetapi juga menarik minat warga yang ingin bernostalgia sekaligus berwisata menikmati suasana Kota Surabaya tempo dulu di kawasan Peneleh. Apalagi saat ini Pemkot Surabaya sedang gencar mempromosikan wisata Kota Lama,” ungkap Plh Kepala KPw BI Jatim, Bandoe Widiarto, saat Bincang Bareng Media, Kamis (27/6) sore.
Bandoe melanjutkan, JCC dirancang untuk memperkenalkan value, sejarah, dan filosofi kopi Jawa yang berkontribusi signifikan terhadap pengembangan komoditas kopi nasional.
Digelar di kawasan Jalan Tunjungan dan kawasan Kampung Peneleh, ada berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan dalam kegiatan ini, di antaranya Peneleh Heritage Track, Pasar Rakjat, Fun Walk, Business Matching, Educoffee, dan berbagai aktivitas seru lainnya.
“Tujuan utamanya untuk meningkatkan eksposur melalui kegiatan business matching dan showcase UMKM. Sekaligus mendorong penguatan peran KPwDN BI untuk bersinergi dalam pengembangan kopi Jawa dan meningkatkan sinergi maupun kolaborasi Bank Indonesia dengan berbagai pihak,” terang Bandoe.
Bandoe menuturkan, JCC dan Festival Peneleh ini juga merupakan event flagship dan road to Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) serta Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024.
“Nanti akan ada banyak rangkaian kegiatannya. Salah satunya melaksanakan Fun Walk di Kota Lama Surabaya sampai Jalan Tunjungan sebagai upaya promosi QRIS kepada masyarakat, sekaligus sejalan dengan misi Pemkot Surabaya untuk mempromosikan wisata Kota Lama,” jelas Bandoe.
Akan ada 35 UMKM kopi, 5 UMKM inovasi kopi, 4 UMKM produk turunan kakao, dan 2 lembaga edu tourism yang akan berpartisipasi pada JCC dan Festival Peneleh ini.