Konferensi pers pembukaan ARTJOG 2024 di Jogja National Museum, Jumat (28/6). Foto: Mulya Dwi Atmana/Pandangan Jogja

Festival seni kontemporer ARTJOG 2024 dengan tema ‘Motif: Ramalan’ dibuka sore ini, Jumat (28/6). Festival tahunan ini digelar di Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta hingga 1 September 2024 mendatang.

Tahun ini, ada 48 seniman individu maupun kelompok yang berpartisipasi di ARTJOG, yang terdiri dari 30 seniman undangan dan 18 seniman terbuka, serta 36 seniman anak dan remaja yang telah diseleksi.

Beberapa seniman yang karyanya ditampilkan adalah Nicholas Saputra yang berkolaborasi dengan Happy Salma dan almarhum Gunawan Maryanto. Selain itu, ada juga Jun Kitazawa dan On Kawara yang berasal dari Jepang.

CEO ARTJOG, Heri Pemad, menjelaskan bahwa tema ‘Motif: Ramalan’ merupakan lanjutan dari tema tahun lalu, yakni ‘Motif: Lamaran’.

“Melanjutkan trilogi tema tahun lalu yakni Motif: Lamaran, ARTJOG tahun ini bertajuk Motif: Ramalan. Tema yang mencakup pola imajiner yang menguhubungkan antara waktu lampau, hari ini, dan esok,” kata Heri dalam konferensi pers ARTJOG 2024 di JNM, Jumat (28/6).

Raline Shah saat menyaksikan karya seni yang ditampilkan di ARTJOG 2024 di Jogja National Museum, Jumat (28/6). Foto: Mulya Dwi Atmana/Pandangan Jogja

Kurator ARTJOG 2024, Hendro Wiyanto, menjelaskan bahwa ramalan berarti sesuatu yang dibayangkan akan terjadi di masa depan.

“Namun sebenarnya mungkin sudah dirasakan umat manusia saat ini. Maka dari itu kami menggandeng seniman yang bergelut dengan sejarah dan isu-isu kebudayaan,” ujar Heru.

Bagi Heru, seniman selalu bekerja dengan imajinasi. Namun dalam ARTJOG kali ini seniman tidak hanya mengimajinasikan sesuatu, tapi juga mewujudkannya menjadi suatu perhatian yang sungguh-sungguh.

Seniman Komisi ARTJOG 2024, Agus Suwage dan Titarubi, menceritakan kisah mereka dalam menyiapkan karya mereka berjudul Keheningan (2024) yang akan langsung menyambut pengunjung dengan ragam bentuk telinga dan padi.

Pengunjung menyaksikan karya seni yang ditampilkan di ARTJOG 2024 di Jogja National Museum, Jumat (28/6). Foto: Mulya Dwi Atmana/Pandangan Jogja

Tita menyebut, karya tersebut sebagai representasi bagaimana seharusnya manusia mau mendengarkan suara dari alam.

“Ketika India sempat menghentikan ekspor berasnya, semua negara panik termasuk Indonesia. Bahkan kita sempat kehilangan beras di banyak tempat. Ini membuat saya bertanya-tanya apakah betul dunia mengalami kehancuran. Berita-berita ini menurut saya menjadi sebuah perwujudan ramalan,” jelas Tita saat menjelaskan alasan di balik instalasi yang ia buat bersama suaminya.

ARTJOG 2024 bisa dikunjungi setiap hari mulai pukul 10.00-21.00 WIB dengan harga tiket masuk Rp75.000 untuk dewasa dan Rp50.000 untuk pengunjung anak usia 6-16 tahun. Tiket pengujung bisa didapatkan melalui situs www.artjog.id atau loket di lokasi.

By admin