Sebagai orang tua, sering kali kita buru-buru mencari ide atau mengalihkan perhatian anak saat ia mengaku bosan. Seperti misalnya saat menunggu pesanan datang ketika di makan di restoran, saat anak libur sekolah tapi orang tua belum bisa cuti, atau bahkan saat liburan!
Anda juga pernah mengalaminya, Moms?
Tapi ternyata, tidak masalah sesekali membiarkan anak merasa bosan, lho, Moms. Bahkan ini baik untuk tumbuh kembangnya.
Manfaat Membiarkan Anak Merasa Bosan
Raising Children melansir, membiarkan anak merasa bosan akan membantu mereka lebih kreatif. Hal itu diungkap pakar parenting asal Australia, Professor Julie Green.
“Ketika anak-anak diminta menemukan sesuatu untuk dilakukan, mereka terpaksa menggunakan keterampilan pemecahan masalah, pemikiran kreatif, dan imajinasi mereka untuk bermain,” kata Profesor Green.
Ia menyarankan sebaiknya orang tua menahan diri ketika melihat atau mendengar si kecil mengeluh bosan. Sebab, anak-anak yang merasa bosan cenderung mencari cara untuk mengatasinya.
Anda memang perlu menyisihkan waktu untuk bermain dengan si kecil. Kendati demikian, bukan berarti Anda harus menghibur mereka sepanjang hari.
Selain melahirkan kreativitas, kebosanan juga dapat membuat anak-anak berpikir dan berimajinasi untuk menghibur diri. Si kecil juga jadi akan lebih mengeksplorasi ide dan berpikir kreatif.
Profesor Green menyebut, Anda harus bisa memandu si kecil memilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi mereka. Jika Anda melihat mereka penuh energi, anak-anak mungkin perlu bermain di luar.
“Ketika anak-anak bosan, hal itu menciptakan perasaan mampu mengandalkan diri mereka sendiri untuk menjadi tangguh; kemampuan untuk melewati sesuatu yang mungkin sedikit sulit dan sedikit membuat stres,” katanya.
Penelitian dari Pennsylvania State University mengungkapkan, anak yang bosan cenderung lebih kreatif dan mudah mengungkap ide-ide kreatifnya. Si kecil juga dapat mengoptimalkan imajinasinya.
Profesor dari Departemen Psikologi University of Louisville, AS, Andreas Elpidorou, menyebut kondisi bosan dapat memperbaiki persepsi, bahwa aktivitas yang ditinggalkan ternyata bermakna.
Anda bisa mencoba bersikap lebih rileks sambil tetap memberi tahu anak tentang manfaat penting dari kegiatan yang selama ini ia lakukan. Barangkali, anak hanya butuh istirahat sejenak dan akan segera kembali semangat bermain.