GS Caltex di musim 2024. Foto: kovo.co.kr

Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan (Korsel), pada Minggu (29/12), dan sejauh ini memakan korban jiwa sebanyak 127 dari 181 penumpang. Hal ini membuat para pelaku olahraga Korsel ikut berkabung.

Mengutip dari Sports Chosun, pertandingan liga voli profesional yang digelar pada Minggu (29/12) dimulai dengan mengheningkan cipta untuk memperingati kecelakaan tragis itu. Selain itu, Federasi Bola Voli Korea (KOVO) menegaskan tidak akan ada acara hiburan.

“Kami telah memutuskan untuk tidak bersorak keras di laga Gwangju dan tidak mengadakan acara hiburan selama pertandingan,” ungkap salah satu pejabat KOVO.

Kemudian, kultur voli Korea Selatan juga biasanya menghadirkan aksi sorak-sorai dari para pendukung dan cheerleader. Kali ini, menurut pemaparan Yonhap, karena masih dalam suasana duka, sorak-sorai akan dilakukan dengan cara yang lebih tenang.

Megawati Hangestri Pertiwi bersama Red Sparks di musim 2024. Foto: kovo.co.kr

“Sorak-sorai selama pertandingan juga akan dilakukan dalam suasana yang tenang,” kata seorang ofisial tim voli Korean Air.

Liga voli profesional Korsel akan menyelesaikan babak ke-3 pada Selasa (31/12), di mana salah satunya laga Red Sparks yang diperkuat Megawati Hangestri kontra IBK Altos. Lalu setelah itu, laga All-Star akan diadakan di Gimnasium Chuncheon Hoban pada 4 Januari dan lanjutan laga reguler babak ke-4 liga akan dimulai pada 7 Januari.

Terkait laga-laga tersebut, KOVO juga mempertimbangkan bagaimana prosedur berkabung untuk menghormati korban Jeju Air nantinya. Ini akan menjadi instruksi seragam kepada semua tim pria dan wanita.

“Liga berencana untuk membahas pertandingan mendatang dan memberikan pedoman (terkait dengan upacara peringatan) kepada tim,” ucap ofisial KOVO.

Petugas pemadam kebakaran melakukan operasi pemadaman di sebuah pesawat yang melaju kabur di Bandara Internasional Muan di Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto: Yonhap via REUTERS

Pesawat yang membawa 181 orang dari Bangkok, Thailand, tersebut hampir sepenuhnya hancur setelah mendarat darurat di Bandara Muan. Departemen pemadam kebakaran setempat menyebut proses pencarian jenazah berlangsung lambat karena kondisi puing-puing yang sulit diakses.

Otoritas penerbangan Korsel sedang menyelidiki penyebab kecelakaan. Kecelakaan ini menjadi yang terburuk bagi maskapai Korea Selatan sejak tragedi Korean Air di Guam pada 1997 yang menewaskan lebih dari 200 orang.

By admin