Presiden Prabowo Subianto akan memperbanyak penanaman kelapa sawit menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis sepanjang Senin (30/12).
Selain itu, berita mengenai International Monetary Fund (IMF) mencatat selama dua dekade terakhir, Indonesia telah meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4 kali lipat menjadi USD 1,4 triliun dan memberantas kemiskinan 10 kali lipat juga ramai dibaca publik. Berikut rangkumannya:
Prabowo Bakal Perbanyak Tanam Sawit: Nggak Usah Takut Membahayakan Deforestasi
Komisi Uni Eropa sudah menyetujui untuk memberlakukan UU anti-deforestasi atau European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) pada 6 Desember 2022.
Prabowo bilang kebijakan EUDR malah akan merugikan industri cokelat Uni Eropa karena membutuhkan banyak bahan baku minyak kelapa sawit. Ia yakin saat ini banyak negara membutuhkan minyak kelapa sawit Indonesia.
Untuk itu, Prabowo meminta produksi perkebunan kelapa sawit dalam negeri ditingkatkan ke depannya. Ia menegaskan agar pelaku usaha tidak perlu khawatir mengenai tudingan deforestasi Uni Eropa.
“Jadi jagalah para bupati para gubernur para pejabat tentara polisi jagalah kebun kebun kelapa sawit kita di mana-mana. Itu aset negara dan saya kira ke depan kita juga harus tambah tanam kelapa sawit. Nggak usah takut apa itu namanya membahayakan deforestation,” ujar dia.
IMF: RI Berhasil Naikkan PDB 4 Kali Lipat dan Kurangi Kemiskinan 10 Kali Lipat
Menurut IMF, porsi penduduk yang hidup dengan kurang dari USD 2,15 per hari telah turun sepuluh kali lipat, menjadi kurang dari 2 persen.
Kini, Ibu kota Jakarta, pendapatan rata-rata hampir sama dengan di Polandia dan tidak jauh dari Portugal.
IMF mencatat, keberhasilan itu bertepatan dengan masa jabatan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan (Menkeu). Diketahui, pertama kali Sri Mulyani memangku jabatan Menkeu pada tahun 2005, di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.
“Kemudian, setelah bekerja sebagai direktur pelaksana di Bank Dunia pada tahun 2010–16, ia kembali ke Indonesia untuk menjadi menteri keuangan di bawah Presiden Joko Widodo. Ia diangkat kembali pada bulan Oktober, ketika presiden ketiga, Prabowo Subianto, mulai menjabat,” tulis IMF.