Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock

Indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah pada perdagangan Senin (30/12), karena sentimen pajak akhir tahun, valuasi, kenaikan imbal hasil Treasury, dan ketidakpastian tentang 2025.

Mengutip Reuters, Industri Dow Jones (.DJI) turun 418,48 poin atau 0,97 persen menjadi 42.573,73. S&P 500 (.SPX) turun 63,90 poin atau 1,07 persen menjadi 5.906,94, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 235,25 poin atau 1,19 persen menjadi 19.486,79.

Seluruh 11 sektor utama S&P 500 melemah kemarin dengan sektor konsumen diskresioner (.SPLRCD) mengalami penurunan persentase terbesar, turun 1,6 persen.

Walau demikian, dalam setahun pada S&P 500 sektor teknologi (.SPLRCT), sektor layanan komunikasi (.SPLRCL) dan konsumen diskresioner (.SPLRCD) dapat mencatat keuntungan hampir 30 persen atau lebih, sementara sektor material (.SPLRCM) menjadi satu-satunya sektor yang mencatat kerugian.

Selain itu, Nasdaq berada juga berada di jalur untuk mencatat kenaikan tahunan sekitar 30 persen dan S&P 500 menuju kenaikan lebih dari 24 persen pada tahun 2024. Dow tetap naik lebih dari 13 persen dari level penutupan terakhir tahun 2023.

Saham Boeing (BA.N) anjlok 1,6 persen setelah penjabat presiden Korea Selatan Choi Sang-mok memerintahkan pemeriksaan keselamatan darurat terhadap seluruh operasi penerbangannya menyusul kecelakaan udara Jeju Air yang melibatkan Boeing 737-800.

Selain itu saham kripto termasuk MicroStrategy (MSTR.O) Coinbase (COIN.O) dan MARA Holdings (MARA.O) juga turun dari 3,8 persen menjadi 8,2 persen.

Tahun 2024 dianggap sebagai tahun di mana ketegangan geopolitik mencapai titik puncaknya di Timur Tengah dan di tempat lain. Sementara itu Federal Reserve memangkas suku bunga AS untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun.

Oliver Pursche, wakil presiden senior di Wealthspire Advisors, di New York memmproyeksikan tahun depan pergerakan saham AS juga lebih fluktuatif pada kuartal pertama.

“Tahun depan akan jauh lebih fluktuatif bagi investor, khususnya pada kuartal pertama. Namun, saya pikir ada peluang bagus saham akan berkinerja cukup baik dan menghasilkan laba satu digit tahun depan. Kombinasi dari kemungkinan pajak yang lebih rendah dan lingkungan regulasi yang lebih bersahabat kemungkinan besar akan mengakibatkan saham naik jauh melampaui valuasi wajar,” ungkap Pursche.

Jumlah saham yang turun melebihi saham yang naik dengan rasio 1,81 banding 1 di NYSE. Ada 55 harga tertinggi baru dan 231 harga terendah baru di NYSE.

Sementara di Nasdaq, 1.604 saham naik dan 2.765 saham turun. Jumlah saham yang turun melebihi yang naik dengan rasio 1,72 banding 1.

S&P 500 tidak mencatat titik tertinggi baru dalam 52 minggu namun mencatat 15 titik terendah baru sementara Nasdaq Composite mencatat 63 titik tertinggi baru dan 118 titik terendah baru.

By admin