Ilustrasi krisis properti di China. Foto: Hector Retamal/AFP

Sebanyak 3,4 juta anak muda di China berbondong-bondong mengikuti ujian Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 2024. Mereka tertarik menjadi PNS China karena prospek keamanan kerja seumur hidup dan berbagai fasilitas yang ditawarkan termasuk perumahan bersubsidi.

Mengutip Reuters, jumlah pelamar melonjak lebih dari 400.000 dari tahun lalu dan meningkat tiga kali lipat sejak 2014, mencerminkan besarnya tuntutan akan stabilitas dari Generasi Z China yang kecewa dan kurangnya pilihan menarik di sektor swasta. Meski pemerintah daerah sedang berjuang untuk membayar upah karena krisis fiskal.

Klaire, seorang mahasiswa magister di Beijing, mengikuti ujian yang sangat kompetitif pada awal Desember. Dia belajar selama sembilan jam sehari dan menghabiskan 980 yuan atau sekitar Rp 2,17 juta (kurs Rp 2.216) untuk bimbingan belajar daring.

Klaire menyebut gengsi dan stabilitas sosial sebagai faktor utama mengapa ia hanya melamar pekerjaan di pemerintahan atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Klaire juga pernah melihat rekan kerjanya diberhentikan saat magang di bidang teknologi sebelumnya.

“Saya hanya ingin lulus ujian dan tidak khawatir tentang apa yang terjadi selanjutnya,” kata wanita berusia 24 tahun itu.

“Meskipun saya kenal betul dengan pegawai negeri sipil yang belum digaji selama berbulan-bulan, saya tetap melamar karena saya tidak ingin menghasilkan banyak uang,” imbuhnya.

Jika lulus ujian, dia akan menjalani tes wawancara serta latar belakang politik dan pemeriksaan fisik. Hasil tes diperkirakan keluar sekitar bulan April.

PHK memang jarang terjadi di layanan sipil di China. Tak salah, jika PNS di China mendapat julukan mangkuk nasi besi. Meskipun individu dapat diberhentikan karena pelanggaran disiplin.

“Kepemimpinan saat ini tidak memiliki niat untuk mengurangi jumlah pekerja sektor publik, yang merupakan tulang punggung stabilitas rezim,” kata Alfred Wu, profesor madya di Universitas Nasional Singapura.

Sebagian besar lowongan pegawai negeri memiliki batasan usia 35 tahun dan menawarkan perumahan bersubsidi dan asuransi sosial. Hal itu dinilai jadi daya tarik utama bagi lulusan yang kecewa dengan sedikitnya kesempatan kerja di sektor swasta.

By admin