Ilustrasi keputihan seperti ampas tahu. Foto: CGN089/Shutterstock

Keputihan merupakan hal normal yang dialami setiap perempuan. Meski terkadang membuat tidak nyaman, tapi keputihan punya peran yang cukup penting, yakni untuk membersihkan serta melawan bakteri jahat di vagina.

Keputihan dihasilkan oleh kelenjar dalam leher rahim dan dinding vagina. Menurut Cleveland Clinic, keputihan yang normal seharusnya berwarna bening, putih susu, atau putih pucat.

Aroma keputihan yang sedikit masam sebenarnya normal, selama tidak terlalu kuat atau menyengat. Sedangkan teksturnya tidak menentu, bisa berubah-ubah tergantung siklus menstruasi dan faktor lainnya seperti infeksi atau perubahan hormon.

Lantas, bagaimana dengan tekstur keputihan seperti ampas tahu? Apakah itu pertanda adanya gangguan kesehatan tertentu? Simak penjelasannya di bawah ini, Ladies.

Penyebab Keputihan Seperti Ampas Tahu

Ilustrasi keputihan seperti ampas tahu. Foto: FotoHelin/Shutterstock

Dalam laman Healthline dijelaskan bahwa keputihan yang warnanya putih, tebal, dan menggumpal seperti ampas tahu merupakan tanda adanya infeksi jamur pada vagina. Biasanya keputihan ini tidak disertai dengan bau yang menyengat. Namun, baunya sedikit berbeda dibandingkan keputihan normal.

Selain itu, infeksi jamur juga menyebabkan rasa gatal, terbakar, atau kemerahan di sekitar vagina. Rasa gatalnya bisa semakin parah jika infeksi berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Apabila mengalami gejala ini, seseorang akan merasa tidak nyaman ketika melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Dalam kasus yang lebih ekstrem, vagina atau vulva bisa luka atau terasa perih saat buang air kecil. Namun, sebenarnya apa penyebab infeksi jamur di vagina?

Perlu dipahami bahwa vagina yang sehat mengandung sel-sel jamur dan bakteri baik yang hidup berdampingan. Namun, ada kalanya terjadi ketidakseimbangan bakteri di vagina yang menyebabkan jamur berkembang biak. Akibatnya, terjadilah infeksi jamur yang mengganggu kenyamanan kamu.

Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan bakteri dan jamur di vagina antara lain:

  • Antibiotik

  • Kehamilan

  • Diabetes yang tidak terkontrol

  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah

  • Ketidakseimbangan hormon

  • Stres

  • Infeksi jenis jamur tertentu yang disebut candida albicans

Cara Mengatasi Keputihan Seperti Ampas Tahu

Ilustrasi keputihan seperti ampas tahu. Foto: Siriluk ok/shutterstock

Cara mengatasi infeksi jamur tergantung pada tingkat keparahan dan frekuensi rasa sakitnya. Untuk gejala ringan hingga sedang, kamu bisa menggunakan obat antijamur selama 3-7 hari.

Mengutip laman Mayo Clinic, obat anti-jamur seperti salep monistat atau miconazole dapat ditemukan di apotek dengan mudah dan digunakan tanpa resep dokter. Namun, pastikan kamu mengikuti petunjuk pemakaiannya dengan tepat, ya.

Jika infeksi tidak juga sembuh setelah 7 hari, atau gejalanya muncul lagi dalam waktu 2 bulan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Dokter mungkin akan menyarankan beberapa hal berikut:

  • Terapi vagina jangka panjang. Dokter akan meresepkan obat antijamur yang diminum setiap hari selama 2 minggu. Setelah itu, frekuensi konsumsinya dikurangi jadi seminggu sekali selama 6 bulan.

  • Obat oral multidosis. Dokter akan meresepkan 2-3 dosis obat antijamur untuk diminum sebagai pengganti terapi vagina jangka panjang. Namun, terapi ini tidak direkomendasikan untuk perempuan yang sedang hamil.

  • Terapi jika pasien resistan terhadap azole. Dokter mungkin merekomendasikan asam borat berbentuk kapsul yang dimasukkan ke dalam vagina. Obat ini hanya dapat digunakan untuk mengobati jamur candida yang resistan terhadap obat antijamur biasa seperti azole.

Baca Juga: Pentingnya Jaga Kebersihan Vagina saat Menstruasi dengan Cara yang Tepat

By admin