Selama 115 tahun, L’Oréal sebagai pelopor kecantikan berbasis sains terus menghadirkan terobosan ilmiah untuk memberikan solusi terhadap kebutuhan perawatan rambut dan kulit.
Salah satu terobosan ilmiah yang baru-baru ini diperkenalkan L’Oreal adalah Melasyl™, yaitu molekul revolusioner untuk mengatasi gangguan hiperpigmentasi. Molekul ini diciptakan melalui penelitian skala global dan lokal selama hampir 20 tahun.
Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L’Oréal Indonesia mengatakan penelitian panjang dalam menghasilkan satu molekul tersebut membuktikan bahwa produk-produk L’Oréal sudah teruji secara sains sehingga aman digunakan. Melanie juga memastikan bahwa L’Oréal tidak pernah melakukan overclaim terhadap kandungan bahan aktif di setiap produknya.
“Inovasi-inovasi kami tidak terjadi dalam semalam. Proses ini memerlukan dedikasi yang tinggi. Di L’Oréal, kami memastikan setiap inovasi yang kami hadirkan benar-benar teruji dan memberikan manfaat nyata bagi konsumen kami,” ungkap Melanie saat konferensi pers di DBS Tower, Jakarta, Kamis (19/9).
Melanie menjelaskan bahwa riset menjadi pondasi bagi setiap inovasi L’Oréal. Maka tak heran apabila visi create the beauty that moves the world juga direalisasikan melalui komitmen riset dan inovasi (R&I).
Dengan jaringan global yang mencakup lebih dari 4.000 peneliti di seluruh dunia yang saling terkoneksi, L’Oréal terus berkomitmen menciptakan produk yang tidak hanya efektif, tetapi juga relevan bagi konsumen lokal.
Menurut Melanie, konsumen Indonesia merupakan kelompok yang sangat penting bagi L’Oréal secara global. Hal ini terlihat dari peran sentral Evaluation Intelligence (EI) Center/ Pusat Evaluasi di Indonesia.
Sejak 2012, EI telah membantu peneliti L’Oréal dalam mendapatkan wawasan mendalam mengenai tren dan kebutuhan konsumen di Indonesia. Tak hanya itu, EI juga menjadi tempat untuk mengevaluasi aspek sensorik dari produk agar produk-produk L’Oréal dapat menjawab kebutuhan konsumen lokal.
L’Oréal jadi pelopor penelitian pigmentasi dan inovasi Melasyl™ di Indonesia
Berada pada iklim tropis, beberapa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia berakar pada paparan sinar UV, seperti penggelapan warna kulit dan masalah fotoproteksi hingga pigmentasi. Sebuah studi menunjukkan bahwa 1 dari 2 orang di seluruh dunia khawatir terhadap gangguan pigmentasi.
Bahkan, angka tersebut meningkat di antara konsumen Indonesia. Sebanyak 73% masyarakat Indonesia mengaku khawatir dengan kemungkinan gangguan pigmentasi.
Inilah alasan pigmentasi merupakan salah satu fokus utama dari L’Oréal. Berbekal lebih dari 35 tahun penelitian, L’Oréal telah memimpin dalam penelitian pigmentasi dengan fokus utama pada pemahaman mekanisme pigmentasi kulit dan pengembangan produk yang aman, efektif, dan berkelanjutan. Inovasi ilmiah teranyar adalah Melasyl™, molekul revolusioner yang dapat membantu mengatasi gangguan pigmentasi pada kulit.
Molekul yang telah dipatenkan oleh L’Oréal ini dikembangkan dan diuji melalui model kulit rekonstruksi berpigmen secara in-vitro (EPISKIN), inovasi metode alternatif tanpa pengujian hewan yang telah diadaptasi L’Oréal selama lebih dari 30 tahun.
“Penelitian tentang Melasyl™ telah dilakukan selama hampir 20 tahun di 13 negara. Molekul ini merupakan 1 dari 100.000 molekul yang kami uji, hingga akhirnya kami menemukan Melasyl™,” ujar Akash Tiwari, Head of Research and Innovation (R&I) L’Oréal Indonesia.
Di Indonesia, Akash menjelaskan, EI Center sangat berperan penting dalam mengevaluasi klaim efektivitas produk hingga pengalaman sensorik dari produk yang mengandung Melasyl™. Seperti misalnya aspek tekstur dari formula untuk memastikan produk tersebut nyaman dan mudah untuk digunakan oleh konsumen kami di Indonesia.
Pusat evaluasi L’Oréal di Indonesia ini merupakan salah satu dari 13 fasilitas serupa yang tersebar di seluruh dunia. Tahun 2023 lalu, fasilitas ini telah melibatkan lebih dari 12.500 orang dalam berbagai studi pengujian produk untuk memahami tren kecantikan dan kebutuhan lokal.
Dari jumlah ini, sekitar 9.000 perempuan ikut serta dalam pengujian produk perawatan kulit dan rambut dan 2.000 orang dalam proses analisis tren digital. Selain itu, sesuai dengan misi L’Oreal yaitu keterlibatan & pemberdayaan komunitas ilmiah, tim L’Oréal Indonesia juga melibatkan 1.500 dokter spesialis kulit sepanjang 2023.
Konsumen makin sadar untuk menggunakan produk kecantikan yang aman dan efektif
Melanie menjelaskan, kecantikan tidak hanya sekadar tentang penampilan, tetapi juga tentang kepercayaan diri dan bagian integral dari aspek kesehatan tubuh. Tidak heran, kandungan produk menduduki peringkat 3 besar dalam alasan utama konsumen memilih sebuah produk kecantikan (JakPat, 2024). Konsiderasi ini bahkan lebih tinggi dibanding pertimbangkan konsumen soal harga.
Selain itu, Beauty Consumer and Trend Report dari Insight Factory by SOCO menunjukan bahwa 77% konsumen kecantikan di Indonesia membaca ulasan sebelum membeli produk. Ini juga menegaskan pentingnya transparansi dan inovasi berbasis bukti ilmiah untuk memenuhi ekspektasi mereka.
Ini artinya konsumen Indonesia semakin sadar untuk memilih dan menggunakan produk kecantikan yang aman dan efektif.
“Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan literasi konsumen, L’Oreal secara konsisten menghadirkan inovasi kecantikan berbasis sains. Sebab, L’Oreal percaya bahwa kecantikan dan sains dapat berjalan beriringan, memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan masa depan yang lebih sehat dan percaya diri untuk siapapun. Hal ini sejalan dengan komitmen L’Oréal yaitu creates the beauty that moves the world,” tutup Melanie.