Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock

Indeks Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melonjak pada penutupan perdagangan Jumat (20/12). Sementara nilai tukar dolar melemah akibat data inflasi yang lebih dingin dari perkiraan, membantu investor mengabaikan kemungkinan penutupan pemerintah dan ancaman tarif baru dari Presiden terpilih AS Donald Trump.

Ketiga indeks saham utama AS melonjak lebih dari 1 persen, emas melonjak dan imbal hasil acuan US Treasury turun dari level tertinggi multi-bulan.

Mengutolip Reuters, rata-rata Industri Dow Jones (.DJI), naik 497,22 poin, atau 1,17 persen menjadi 42.839,46, S&P 500 (.SPX), naik 63,93 poin, atau 1,09 persen, menjadi 5.931,01 dan Nasdaq Composite (.IXIC), naik 199,83 poin atau 1,03 persen menjadi 19.572,60.

Sebuah laporan dari Departemen Perdagangan menunjukkan indeks harga Personal Consumption Expenditure (PCE), tolok ukur inflasi yang disukai Federal Reserve, datang lebih dingin dari yang diharapkan para analis. Hal ini mendukung narasi bahwa pertumbuhan harga tetap berada di jalur menuju pencapaian target bank sentral AS sebesar 2 persen.

Setelah pekan yang penuh gejolak bagi saham, indeks utama Wall Street berakhir pada Jumat (20/12) dengan cerah, setelah data inflasi yang lebih dingin dari perkiraan meredakan kekhawatiran tentang arah suku bunga.

“Hasil pembacaan PCE yang lebih baik dari perkiraan, yang merupakan ukuran inflasi favorit Fed, membuat investor bisa bernapas lega karena mungkin inflasi tidak akan setinggi yang ditakutkan,” kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research di New York, Sam Stovall dikutip dari Reuters, Senin (23/12).

Pasar ekuitas berada di bawah tekanan sepanjang pekan yang sibuk bagi bank sentral, dipimpin oleh Federal Reserve AS , yang mengisyaratkan akan memperlambat laju suku bunga di tahun mendatang.

Pemimpin Partai Republik di DPR AS mengatakan mereka akan memberikan suara untuk tetap menjaga pemerintah federal beroperasi melampaui batas waktu tengah malam dan mencegah penutupan yang merusak yang dapat mengganggu liburan Natal.

“Fokus pasar selama beberapa hari terakhir adalah pada pengumuman Fed bahwa meskipun mereka menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, mereka akan mulai mengendalikan (pemotongan suku bunga di masa mendatang), dan itu tentu mengguncang pasar,” tutur ahli strategi portofolio senior di Ingalls & Snyder di New York, Tim Ghriskey.

“Potensi penutupan pemerintah adalah fokus besar lainnya. Pasar tidak pernah menyukainya,” tambahnya.

S&P 500, Nasdaq, dan Dow semuanya berada pada jalur penurunan persentase mingguan. Lalu saham Eropa yang mencatat minggu terburuknya dalam lebih dari tiga bulan karena investor ketakutan imbas komentar Trump tentang potensi tarif pada Uni Eropa.

Pengukur saham MSCI di seluruh dunia (.MIWD00000PUS), naik 8,20 poin, atau 0,98%, menjadi 847,61. Indeks STOXX 600 (.STOXX), indeks turun 0,88 persen, sementara indeks FTSEurofirst 300 Eropa (.FTEU3) turun 19,25 poin atau 0,96 persen.

Saham pasar berkembang (.MSCIEF), turun 7,38 poin, atau 0,68 persen, menjadi 1.074,38. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS), ditutup lebih rendah sebesar 0,97 persen, menjadi 567,00, sementara Nikkei Jepang (.N225), turun 111,68 poin atau 0,29 persen menjadi 38.701,90.

Imbal hasil obligasi pemerintah turun setelah data inflasi yang lebih dingin dari perkiraan memperkuat ekspektasi untuk dua kali penurunan suku bunga lagi dari the Fed pada tahun mendatang.

Imbal hasil obligasi acuan AS 10-tahun turun 4,2 basis poin menjadi 4,528 persen, dari 4,57 persen pada Kamis sore (19/12).

Imbal hasil obligasi 30 tahun turun 2,2 basis poin menjadi 4,7194 persen dari 4,741 persen pada Kamis sore.

Imbal hasil obligasi 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga the Fed, turun 0,4 basis poin menjadi 4,315 persen dari 4,319 persen pada Kamis sore.

Imbal hasil obligasi dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga the Fed, turun 1,1 basis poin menjadi 4,308 persen dari 4,319 persen pada Kamis sore.

Dolar melemah terhadap keranjang mata uang dunia, tetapi masih berada di jalur kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.

Indeks dolar terhadap yen dan euro, turun 0,59 persen menjadi 107,79, dengan euro naik 0,64 persen pada USD 1,0428. Lalu terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,69 persen menjadi 156,35.

Sementara, nitcoin membalikkan kerugiannya akibat data inflasi. Dalam mata uang kripto, bitcoin turun 0,88 persen menjadi USD 96.462,00. Ethereum naik 0,72 persen menjadi USD 3.440,32.

Harga minyak naik tipis karena dolar melemah dari level tertinggi dua tahun dan karena data PCE memperkuat ekspektasi untuk dua pemotongan suku bunga tambahan dari the Fed pada tahun 2025.

Minyak mentah AS naik 0,12 persen menjadi USD 69,46 per barel, sementara Brent menetap pada USD 72,94 per barel, naik 0,08 persen pada hari itu.

Emas melonjak setelah laporan inflasi tetapi tampaknya masih akan mengalami kerugian mingguan. Harga emas spot naik 1,11 persen menjadi USD 2.622,62 per ons. Harga emas berjangka AS naik 1,41 persen menjadi USD 2.628,70 per ons.

By admin