Lemhannas RI melakukan reaktualisasi ketahanan nasional dalam konteks Geo-Cybernatic atau kondisi siber secara global. Ada beberapa hal yang harus diwaspadai masyarakat agar tidak terjerat berbagai kejahatan siber.
Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily mengatakan, kemajuan teknologi informasi saat ini memberikan banyak kemudahan. Tapi, di sisi lain, perkembangan kejahatan siber juga perlu diantisipasi dengan baik.
“Namun, perlu diwaspadai juga berbagai dampak negatifnya, seperti merebaknya judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) yang bisa saja sengaja dilancarkan oleh pihak-pihak lain untuk menghancurkan ideologi dan karakter bangsa,” kata Ace dalam Refleksi dan Rilis Akhir Tahun 2024 dan Outlook 2025, di kantor Lemhannas RI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (23/12).
“Di samping itu juga patut diwaspadai adanya peretasan sistem dana nasional dan strategis baik yang menyangkut data infrastruktur vital seperti operasional pelabuhan udara, pusat listrik, dan data pribadi, data kependudukan, serta data perbankan,” tambah politikus Partai Golkar itu.
Banyak hal yang harus dipersiapkan agar serangan hingga dampak negatif dari perkembangan siber tak dirasakan masyarakat. Misalnya, dengan meningkatkan literasi masyarakat terkait dunia siber saat ini.
“Era geocybernetic menuntut penguatan ketahanan siber, inovasi teknologi nasional, dan peningkatan literasi digital masyarakat guna menjaga stabilitas keamanan nasional,” tutur dia.
“Di tengah-tengah dinamika digitalisasi yang sangat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, perlu juga diwaspadai dampak teknologi yang akan menghancurkan kehidupan manusia,” imbuh dia.
Ace menilai, perlu ada sinergi dari berbagai instansi hingga masyarakat agar segala ancaman siber ke depan tidak berdampak besar pada ketahanan nasional.
“Lemhannas menyarankan perlunya kerja sama dan sinkronisasi unit-unit siber pada seluruh kementerian/lembaga, dunia usaha, dan dunia pendidikan (akademisi) guna mengatasi permasalahan yang dihadapi,” ucap dia.