Sejumlah negara akan resmi menjadi mitra BRICS pada 1 Januari mendatang. Negara-negara tersebut adalah Belarusia, Bolivia, Indonesia, Kazakhstan, Kuba, Malaysia, dan Thailand.
“Negara-negara ini telah menegaskan kemauanya untuk mendapatkan status itu (mitra BRICS). Selain itu, Moskow masih menanti respons dari empat negara lainnya,” kata Penasihat Hubungan Internasional Presiden Vladimir Putin, Yury Ushakov, dikutip dari TV BRICS, media internal BRICS, pada Senin (23/12).
Sebagai mitra, negara-negara ini bisa membuat dan mengajukan proposal pada BRICS. Tapi mereka tidak akan dilibatkan dalam persetujuan dokumen atau pemungutan suara.
Negara-negara BRICS sendiri mendukung kategori mitra ini, dan menyambut positif ketertarikan negara-negar itu untuk bergabung dengan BRICS pada KTT BRICS di Kazan.
Pada KTT itu, beberapa negara yang berminat jadi mitra telah diundang. Negara-negara itu juga sudah disetujui oleh anggota BRICS untuk jadi mitra.
Indonesia sendiri begitu berminat menjadi anggota BRICS. Bahkan, ini adalah salah satu langkah pertama Menteri Luar Negeri Sugiono, usai dilantik pada akhir Oktober lalu.
Kala itu, Sugiono juga hadir pada KTT BRICS di Kazan. Sugiono menyebut, Indonesia tak berubah sikap meski diancam Trump dengan tarif 100 persen bagi negara anggota BRICS.
Trump takut, keberadaan BRICS bisa melemahkan dolar AS.
“Masih (minat masuk BRICS), belum ada perubahan,” kata Sugiono di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (2/12).