Sebanyak 658 jemaah haji Mesir meninggal dunia di Tanah Suci, 630 orang di antaranya merupakan jemaah tak terdaftar alias ilegal. Tak hanya itu, ribuan jemaah Mesir juga dilaporkan hilang.
Guna mencari jemaah yang hilang itu, Kemlu Mesir pada Kamis (20/6) mengumumkan pembentukan tim lapangan konsulat untuk mengecek ke berbagai rumah sakit di Makkah dan tempat-tempat suci seperti kawasan Arafah, Mina, Muzdalifah, dan Masjidil Haram.
Demikian dikutip dari media Mesir, Egypt Today, Jumat (21/6).
Otoritas Mesir tak menjelaskan berapa banyak jemaah yang hilang. Namun, mengutip AFP, seorang diplomat Arab menginformasikan bahwa pejabat Mesir di Arab Saudi telah menerima laporan adanya “1.400 jemaah yang hilang”, termasuk 600-an yang meninggal dunia.
Tim lapangan yang dibentuk nantinya bertugas mengumpulkan informasi jemaah haji di rumah sakit, baik yang mendapat perawatan maupun meninggal, dan membandingkannya dengan data yang diberikan warga yang kehilangan anggota keluarganya.
Tim juga memastikan perawatan yang diperlukan diberikan kepada pasien.
Selain itu, misi konsuler telah ditempatkan di Rumah Sakit Arafat Timur dan kompleks medis Muaisim sepanjang waktu.
Jumlah jemaah haji ilegal atau tidak memiliki tasreh (izin resmi) dari Mesir tahun ini sangat banyak. Hampir semua jemaah Mesir yang meninggal merupakan jemaah tak terdaftar.
Jemaah Haji Ilegal Bikin Kacau Kamp Mesir
Salah satu diplomat yang diwawancarai oleh AFP mengungkapkan bahwa kehadiran signifikan jemaah haji Mesir yang tidak terdaftar pada musim ini telah memainkan peran penting dalam tingginya angka kematian di kalangan jemaah Mesir.
Jemaah haji yang tidak terdaftar telah mengakibatkan terganggunya penyediaan layanan bagi jemaah haji resmi.
Seorang pejabat Mesir yang mengawasi misi haji negara tersebut menyatakan, “Kehadiran jemaah haji yang tidak terdaftar menciptakan kekacauan besar di kamp-kamp jemaah haji Mesir, yang menyebabkan runtuhnya layanan yang disediakan.”
Dia juga menjelaskan, para jemaah haji ilegal tidak mendapatkan kebutuhan pokok seperti makanan, air, dan tempat berlindung yang memadai, sehingga mengakibatkan korban jiwa akibat cuaca panas ekstrem.